(IslamToday ID)—Perdana Menteri Sheikh Hasina mengatakan pada hari Jumat bahwa Bangladesh akan terus berupaya untuk berjuang demi hak-hak Palestina ketika dia menyentuh peringatan Nakba, seperti yang dilaporkan oleh Anadolu.
“Kami prihatin bahwa hak-hak Palestina belum terpenuhi,” ungkap Hasina, seperti dilansir dari MEMO, Sabtu (23/9/2023).
Pernyataan ini merujuk pada peringatan ke-75 Nakba, ketika Israel menyatakan kemerdekaannya di tanah Palestina yang diduduki pada tahun 1948 dan memaksa warga Palestina untuk bermigrasi.
Lebih lanjut, pernyataannya itu disampaikan dalam pidato di Sidang Umum PBB ke-78 di mana dia mengatakan bahwa Bangladesh bersedia untuk memastikan perdamaian dan keamanan global dengan berpartisipasi dalam operasi perdamaian PBB.
Dia mencatat bahwa 188.000 warga Bangladesh, termasuk wanita, telah melayani dalam 55 operasi di 40 negara.
“Bangladesh memiliki kebijakan nol toleransi terhadap terorisme dan ekstremisme kekerasan,” ungkap Hasina.
“Perilaku yang mengganggu harmoni sosial dan kehidupan damai antara orang-orang dengan kepercayaan yang berbeda adalah kejahatan serius.”
Rakyat Rakhine ingin kembali ke negara mereka dan hidup dalam kedamaian.
Hasina juga mencatat para imigran Rohingya dan menyoroti enam tahun sejak imigran harus meninggalkan rumah dan negara mereka.
“Orang-orang Arakan yang terusir ingin kembali ke negara mereka dan hidup di sana dalam kedamaian,” ungkapnya.
Mengingat seriusnya krisis iklim, Hasina mengatakan bahwa Bangladesh adalah “salah satu negara yang paling rentan” dalam hal iklim di dunia.
Dia menunjukkan bahwa krisis global yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir telah meningkatkan harga makanan, energi, dan produk komersial.
Selain itu, dia menyatakan rasa terima kasihnya kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres atas Grup Tanggap Krisis Global Pangan, Energi, dan Keuangan yang dia dirikan pada tahun 2022 untuk menangani krisis-krisis tersebut di seluruh dunia.(res)