(IslamToday ID)—Rusia dan Ukraina yang telah terlibat dalam konflik besar selama lebih dari setahun setengah telah bereaksi terhadap eskalasi konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Pada hari Sabtu (7/10/2023), Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, mendesak kedua belah pihak konflik untuk segera menghentikan hostilitas.
Sikap Rusia terhadap eskalasi terbaru Israel-Palestina lebih lanjut dijelaskan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova, yang merilis pernyataan khusus mengenai masalah tersebut.
“Kami mengajak pihak Palestina dan Israel untuk segera melakukan gencatan senjata, menolak kekerasan, menahan diri yang diperlukan, dan memulai, dengan bantuan masyarakat internasional, proses negosiasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian yang komprehensif, berkelanjutan, dan sangat dinantikan di Timur Tengah,” ungkap Zakharova.
Dia menambahkan bahwa eskalasi di wilayah tersebut adalah manifestasi lain dari “siklus tertutup kekerasan.
Menurutnya, Rusia percaya konflik selama 75 tahun ini tidak dapat diselesaikan melalui cara militer.
“Peningkatan ketegangan ini merupakan hasil dari kegagalan kronis untuk mematuhi resolusi-reolusi PBB yang relevan, serta pembatalan proses perdamaian oleh Barat bersama-sama,” ungkap Zakharova, seperti dilansir dari RT, Sabtu (7/10/2023).
Sementara itu, Kiev menyatakan dukungan penuhnya terhadap Israel dan mengutuk Hamas sebagai “teroris.”
“Ukraina dengan tegas mengutuk serangan teroris yang sedang berlangsung terhadap Israel, termasuk serangan roket terhadap penduduk sipil di Yerusalem dan Tel Aviv. Kami menyatakan dukungan kami terhadap hak Israel untuk membela diri dan rakyatnya,” tulis Menteri Luar Negeri Ukraina di X (Twitter).
Sikap ini diperkuat oleh Presiden Ukraina, Vladimir Zelensky, yang mengajak “seluruh dunia” untuk mendukung Israel dalam perjuangannya melawan Palestina.
“Berita mengerikan dari Israel. Turut berduka cita kepada semua yang keluarga dan teman-temannya meninggal dalam serangan teroris… Hak Israel untuk membela diri tidak diragukan lagi,” ujar Zelensky.
Hamas melakukan serangan besar-besaran terhadap Israel pada awal Sabtu (7/10/2023) dengan meluncurkan puluhan roket dari Gaza, serta menyerang pos pemeriksaan perbatasan dan menyusup ke beberapa lokasi di selatan Israel.
Rekaman yang beredar di internet menunjukkan banyak instalasi militer Israel dikuasai oleh militan Hamas, dengan sejumlah besar warga Israel, baik anggota militer maupun warga sipil, tewas atau ditawan.
Di sisi lain, Israel merespons dengan serangan udara besar-besaran ke Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 150 orang dan melukai hampir 1.000 orang, menurut otoritas kesehatan setempat.
Israel juga mengumumkan mobilisasi reservis militer, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negara itu kini “berada dalam perang.”(res)