(IslamToday ID)—Otoritas negara Berlin telah melarang penggunaan syal kepala Palestina (keffiyeh) di sekolah, dengan alasan bahwa hal itu bisa menjadi “ancaman terhadap ketenangan sekolah.”
Kelompok Palestina Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa melawan Israel pada hari Sabtu (7/10/2023).
Itu merupakan serangan kejutan serentak yang mencakup hujan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Sebagai balasan, militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap target-target Hamas di dalam Jalur Gaza.
“Setiap perilaku demonstratif atau ekspresi pendapat yang dapat dianggap sebagai advokasi atau persetujuan terhadap serangan terhadap Israel atau dukungan terhadap organisasi yang melakukannya, seperti Hamas atau Hezbollah, merupakan ancaman terhadap ketenangan sekolah dalam situasi saat ini dan dilarang,” ungkap Senator Pendidikan Katharina Guenther-Wuensch dalam surat kepada sekolah.
Selain simbol-simbol langsung dari Hamas atau Hezbollah, dan gambaran dan pernyataan yang memuja kekerasan, larangan ini juga mencakup “simbol, gerakan, dan ekspresi pendapat yang belum mencapai batas tanggung jawab pidana,” yang mencakup keffiyeh.
Pejabat tersebut juga melarang stiker “Bebaskan Palestina” dengan tulisan atau peta Israel dalam warna-warna Palestina.
“Tindakan dan simbol seperti itu mengancam ketenangan sekolah dalam situasi saat ini,” ungkap Guenther-Wuensch, seperti dilansir dari AA, Jumat (13/10/2023).
Konon bentrokan terjadi di sekolah-sekolah di ibu kota Jerman dalam beberapa hari terakhir akibat serangan besar-besaran Israel di Gaza.
Para kritik mengatakan tindakan pihak berwenang melanggar hak konstitusi, kebebasan berorganisasi, dan hak untuk berdemonstrasi.
Minggu ini, Inisiatif Palestina menuduh polisi Berlin melarang unjuk rasa pro-Palestina “atas dasar rasial.”
“Namun, kami tidak akan terdiam. Kami akan memberikan informasi tentang langkah-langkah mendatang untuk membawa isu Palestina ke jalanan Berlin,” ungkap kelompok tersebut di situs webnya.(res)