(IslamToday ID)—Euro-Med Human Rights Monitor melaporkan bahwa jumlah perkiraan warga Palestina yang tewas atau hilang di bawah puing-puing akibat serangan militer penjajah Israel di Jalur Gaza kini melebihi jumlah orang yang tewas dalam pembantaian Srebrenica.
“Sebanyak 6.734 warga Palestina—termasuk 2.812 anak-anak—telah tewas sejak 7 Oktober, dan sekitar 1.755 orang lainnya hilang di bawah puing rumah mereka,” ujar kelompok hak asasi tersebut, seperti dilansir dari MEMO, Kamis (26/10/2023).
Euro-Med Monitor memperingatkan bahwa apa yang terjadi di Gaza sekarang mengingatkan pada genosida Srebrenica yang terjadi dari 11-22 Juli 1995, selama Perang Bosnia dan Herzegovina, yang dianggap sebagai salah satu pembantaian terburuk yang pernah terjadi di Eropa sejak Perang Dunia II.
Pembantaian itu terjadi di Kota Srebrenica, di mana 8.372 Muslim Bosnia kehilangan nyawa, sebagian besar di antaranya adalah laki-laki berusia antara 12 hingga 77 tahun.
Tindakan penjajah Israel menunjukkan kampanye pemusnahan sebagai bentuk pembalasan terhadap seluruh populasi.
Menurut kelompok tersebut penjajah Israel melakukan pengeboman artileri berat terhadap daerah pemukiman padat pendudu yang menyebabkan jumlah korban jiwa terbesar di kalangan warga sipil dibandingkan dengan perang sebelumnya di Gaza.
“Serangan-serangan Israel disertai dengan penutupan komprehensif Jalur Gaza dan pemadaman total bahan bakar, listrik, air, dan bantuan kemanusiaan, yang mengancam terjadinya bencana total,” ungkap Euro-Med Monitor.
Pemadaman listrik dan kekurangan bahan bakar berarti fasilitas kesehatan berada di ambang keruntuhan, demikian dijelaskan, sambil menambahkan bahwa UNRWA memperingatkan bahwa mereka akan harus menghentikan operasinya mulai hari ini kecuali bahan bakar diizinkan masuk ke Gaza.
Selain itu, muncul kekhawatiran serius tentang kemungkinan penyebaran wabah besar di seluruh daerah karena ribuan orang terpaksa minum air yang terkontaminasi, dan fasilitas cuci terbatas.
Pusat perawatan primer juga melaporkan puluhan kasus cacar air karena kepadatan di pusat-pusat perlindungan, kekurangan air minum, dan kebersihan pribadi yang buruk.
Ketidakamanan pangan mengancam perempuan dan anak-anak—terutama ibu hamil dan menyusui—terhadap risiko kurang gizi dan malnutrisi.
Euro-Med Monitor mengajak komunitas internasional untuk mengambil tindakan efektif dalam menghentikan apa yang pada dasarnya telah menjadi kampanye genosida dan kelaparan di Jalur Gaza.(res)