(IslamToday ID)—Korea Utara berhasil uji mesin berbahan bakar padat yang baru dikembangkan untuk rudal balistik jarak menengah (IRBM) milik negara tersebut.
Pyongyang telah mengintensifkan program rudal dan nuklirnya dalam beberapa tahun terakhir, mengklaim bahwa mereka membutuhkan senjata tersebut untuk mencegah potensi agresi Amerika dan sekutu regionalnya.
Memiliki jangkauan hingga 5.500 km (3.418 mil), IRBM Korea Utara berpotensi mencapai wilayah Amerika di Guam di Samudra Pasifik karena
Berbeda dengan rudal berbahan bakar cair, proyektil berbahan bakar padat biasanya membutuhkan waktu lebih sedikit untuk mempersiapkan peluncurannya.
Hal ini berarti musuh memiliki lebih sedikit waktu untuk mendeteksi rudal tersebut.
KCNA melaporkan pada hari Rabu (15/11/2023) bahwa industri rudal Korea Utara “telah mengembangkan mesin bahan bakar padat berkekuatan tinggi tipe baru untuk rudal balistik jarak menengah,” dan menggambarkan pengembangan tersebut sebagai “signifikansi strategis yang penting.”
Badan tersebut menambahkan bahwa uji darat awal mesin tahap pertama dan kedua telah dilakukan masing-masing pada tanggal 11 dan 14 November.
Uji coba tersebut dilaporkan mengkonfirmasi keandalan peralatan baru tersebut, membuka jalan bagi pengembangan “sistem IRBM tipe baru.”
Menurut KCNA, kepemimpinan Korea Utara tahun ini menugaskan industri rudal negara tersebut untuk meningkatkan IRBM yang ada serta rudal balistik antarbenua Hwasong-18 jarak jauh.
“Uji coba mesin bahan bakar padat baru-baru ini mewakili langkah penting dalam meningkatkan kemampuan ofensif strategis angkatan bersenjata DPRK mengingat kondisi keamanan yang buruk dan tidak stabil yang dihadapi negara tersebut,” ungkap kantor berita tersebut, seperti dilansir dari RT, Rabu (16/11/2023)
Pada hari Kamis (16/11/2023), KCNA mengutip juru bicara militer yang mengumumkan bahwa Pyongyang akan mengembangkan “kemampuan respons yang lebih ofensif dan luar biasa” dan melakukan “aksi pencegahan militer yang nyata.”
Peringatan itu muncul tak lama setelah AS dan Korea Selatan meluncurkan “strategi pencegahan” mereka yang ditujukan kepada DPRK.
Meskipun banyak resolusi Dewan Keamanan PBB dan sanksi internasional yang dikenakan terhadap negara tersebut, Korea Utara terus berupaya meningkatkan kemampuan nuklir dan rudalnya dalam beberapa tahun terakhir.
Pyongyang melakukan beberapa peluncuran rudal jelajah pada bulan September, yang dilakukan setelah latihan serangan nuklir.
AS, Korea Selatan, dan Jepang telah berulang kali mengecam uji coba tersebut sebagai tindakan yang provokatif, sementara Korea Utara menegaskan bahwa uji coba tersebut adalah respons yang sah terhadap latihan gabungan yang lebih sering dan berskala besar yang dilakukan oleh Washington dan Seoul di Semenanjung Korea.(res)