(IslamToday ID) – Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terancam tidak akan mendapat dukungan dari Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir yang juga pemimpin partai sayap kanan jauh Israel Otzma Yehudit apabila agresi Israel ke Jalur Gaza berakhir tanpa serangan ke Kota Rafah.
Ancaman tersebut disampaikan Ben-Gvir setelah muncul perkembangan baru dalam negosiasi tidak langsung Israel dengan Hamas untuk mencapai kesepakatan pertukaran sandera dan gencatan senjata.
“Jika perdana menteri memutuskan mengakhiri perang tanpa menyerang Rafah untuk mengalahkan Hamas, dia tidak akan memiliki mandat lagi untuk melanjutkan kepemimpinan sebagai perdana menteri,” kata Itamar Ben-Gvir seperti dikutip dari Antara, Selasa (9/4/2024).
Niatan Netanyahu menyerang Kota Rafah sendiri diketahui tetap kukuh meski lebih dari 1,5 juta warga Palestina mengungsi di kota yangberada di Jalur Gaza selatan itu. Juga kecaman internasional terhadap situasi di Pelstina terus berdatangan.
Sebagai informasi, Netanyahu saat ini memerintah Israel dengan dukungan 64 dari 120 anggota Knesset, parlemen Israel.
Kepemimpinan Netanyahu berasal dari Partai Likud yang didukung lima partai politik lain, termasuk dua partai berhaluan ekstrem kanan pimpinan Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang memiliki 13 anggota parlemen.
Untuk menjadi kekuatan mayoritas, pemerintah Israel memerlukan dukungan minimal 61 anggota parlemen. [ran]