(IslamToday ID) – Menteri luar negeri Israel mengatakan pada Sabtu (27/4/2024) bahwa rencana serangan ke kota Rafah di Gaza selatan dapat ditangguhkan jika kesepakatan muncul untuk menjamin pembebasan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.
Komentar tersebut muncul ketika mediator internasional mendorong kesepakatan untuk mencapai gencatan senjata dalam enam bulan pertempuran dahsyat di Gaza dan pembebasan sandera Israel yang disandera Hamas pada 7 Oktober lalu sehingga memicu perang.
“Pembebasan para sandera adalah prioritas utama kami,” kata Menteri Luar Negeri Israel Katz saat wawancara dengan televisi lokal Channel 12, dikutip dari Sputnik, Senin (29/4/2024).
Ditanya apakah tindakan tersebut termasuk menunda rencana operasi untuk melenyapkan batalion Hamas di kota Rafah, Katz menjawab, “Ya.”
“Jika ada kesepakatan, kami akan menghentikan operasi tersebut,” lanjutnya.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Hamas mengatakan pihaknya telah menerima tanggapan resmi Israel terhadap proposal gencatan senjata terbarunya dalam perundingan yang dimediasi Mesir dan Qatar dan akan mempelajarinya sebelum mengajukan jawabannya.
Hamas sendiri ingin mempertaruhkan kesepakatan apa pun untuk mengakhiri pertempuran secara permanen, bukan perdamaian formal, karena kelompok militan tersebut bersumpah untuk menghancurkan Israel.
Sedangkan Israel berencana untuk melanjutkan perang sampai kapasitas pemerintahan dan militer Hamas dibubarkan.
Sementara ada hari Kamis, Amerika Serikat dan 17 negara lainnya meminta Hamas untuk membebaskan semua sandera sebagai jalan untuk mengakhiri krisis ini.
Hingga kini ada lebih dari 130 sandera masih ditahan di Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak. [ran]