NATUNA, (IslamToday ID) – Kondisi 237 warga negara Indonesia (WNI) yang dikarantina di Natuna memiliki fasilitas yang terjamin kelayakannya. Mereka menempati Hanggar Lanud Raden Sadjad, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
Selama 14 hari, mereka juga dipantau kesehatannya oleh sembilan dokter, serta terdapat 70 tenaga kesehatan yang juga turut memantau lingkungan sekitar lokasi.
“Ya, bukan rumah sakit. Kalau orang sakit masukkan rumah sakit, kalau orang sehat ya masukkan rumah sehat. Ini semua orang sehat kok,” ungkap Sekretaris Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Achmad Yurianto, Selasa (4/2/2020).
Soal jarak lokasi karantina dengan area permukiman juga sempat jadi cibiran. Lokasinya disebut terlalu dekat, sehingga berpotensi menularkan virus ke penduduk setempat. Namun hal itu langsung dibantah oleh Yurianto.
“Yang nanggapi sudah pernah ke sini belum? Ya jarak terdekat itu 8 km, itu menurut Anda dekat atau jauh? Kemudian virus ini nularnya pakai apa? Percikan ludah, dahak orang sakit. Ada nggak orang batuk 8 km langsung sampai? Nah, iya artinya nggak logis kan,” tegasnya.
Dirjen P2P Kementerian Kesehatan RI, Anung Sugihantono menjelaskan bahwa pemilihan Natuna sebagai lokasi observasi merupakan kebijakan pemerintah. Sementara, dari pihak Kemenkes menyediakan pelayanannya.
“Kami dari Kemenkes memberikan persiapan pelayanan, tapi tentu pemerintah punya pertimbangan-pertimbangan. Karena masalah waktu, jumlah, dan persoalan kedaruratannya sendiri,” terangnya.
Ada banyak opsi yang tadinya disiapkan, tapi kemudian pemerintah memilih Natuna sebagai tempat observasi kesehatan selama masa karantina. Untuk konsep kekarantinaan yang dilakukan, menurut Anung, mengobservasi dan bukan membatasi.
“Dan dalam tatanan observasi, pemahaman dan pengetahuan terhadap mekanisme penularan itulah yang menjadi bahan perhatian kita,” kata Anung.
Ia memastikan mengenai penularan, jarak lokasi karantina dengan
perumahan warga cukup jauh. “Nah, jarak yang saat ini ada, cukup jauh. Virus ini
tidak terlalu kuat bertahan di udara, karena itulah yang kemudian kita yakini,” pungkas Anung.
Sementara itu, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal bersama Ketua
DPRD, KNPI, dan Pemuda Pancasila Natuna bertandang ke kantor Kemenko Polhukam
di Jakarta. Kedatangan mereka disambut oleh Menko Polhukam Mahfud MD, Mendagri Tjahjo Kumolo,
dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Usai pertemuan, Mahfud menyampaikan kepada stakeholder di Natuna agar tidak khawatir dengan karantina yang dilakukan terhadap 237 WNI di Natuna.
“Masyarakat, tokoh pemuda Natuna, kami minta sering mengecek info ke pusat, untuk tidak percaya hoaks, yang biasanya mendramatisir,” ujarnya.
Mahfud memastikan proses karantina tidak akan membahayakan warga sekitar. “Penyelesaian pemulangan WNI ini dilakukan dengan akurat dan tidak
membahayakan masyarakat Natuna,” tambahnya.
Mahfud juga meminta pendidikan di Kabupaten Natuna harus kembali berjalan sebagaimana
mestinya. Pasalnya, tidak ada urgensi yang membuat sekolah harus diliburkan.
“Pendidikan supaya diselenggarakan seperti biasa. Karena memang tidak ada
apa-apa,” tegasnya. (wip)
Sumber: Rmol.id, Republika.co.id