(IslamToday ID) — Ancaman virus corona akhirnya (Covid-19) benar-benar menghantui rakyat Indonesia. Presiden Jokowi menyebut dua orang (WNI) positif terinveksi Covid-19.
Sebelumnya, pemerintah percaya diri bahwa Indonesia aman dari serangan Covid-19. Sebaliknya, dunia internasional ragu pada klaim tersebut. Keraguan bahwa Indonesia masih bebas dari corona ini sempat dilontarkan oleh WHO dan Harvard University. Mereka meragukan keakuratan alat pengujian Indonesia sehingga tidak terdeteksi.
Hanya Menguji 136
Dikutip dari Daily Mail, Kamis (28/2/20), Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan kepada stasiun radio 3AW bahwa tingkat infeksi nol di Indonesia kemungkinan besar karena kemampuan pengujian yang rendah. Ia mengatakan tidak bermaksud untuk tidak menghormati Indonesia, tetapi memiliki sistem kesehatan yang berbeda dengan Australia dengan kapasitas yang berbeda untuk memberikan jaminan.
“Ini adalah negara yang sangat besar dengan banyak pulau dan akan sangat sulit untuk dapat memberikan jaminan absolut tentang angka-angka itu,” kata Morrison.
Lanjutnya, Indonesia yang memiliki populasi lebih dari 267 juta orang, tetapi dilaporkan hanya menguji 136 orang untuk corona, semuanya dengan hasil negatif. Padahal Negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia memiliki populasi lebih kecil daripada Indonesia telah melakukan tes setidaknya 10 kali lebih banyak, dan semuanya telah melaporkan sejumlah kasus.
Di New South Wales saja dengan populasi lebih dari 8 juta telah menguji lebih dari 2.200 orang untuk corona dan menemukan empat kasus. Saat ini ada 25 kasus corona yang dikonfirmasi di Australia. Sebanyak 15 dari kasus ini dilaporkan telah pulih dan sisanya masih dalam kondisi stabil.
Morrison khawatir virus corona sudah menyebar di Bali tapi tidak terdeteksi. Perlu di ingat, Bali juga merupakan tempat wisata utama bagi China yang merupakan pusat penyebaran corona. Pada tahun 2019 ada sekitar 1,2 juta wisatawan China yang bepergian ke Pulau Dewata itu.
Selain warga negara China sekitar 1,3 juta orang Australia mengunjungi Bali pada tahun 2019 dengan sekitar 25.000 orang terbang antara Australia-Bali setiap minggu. Diperkirakan lebih dari 100.000 orang telah melakukan perjalanan sejak wabah corona merebak mulai menjelang akhir Desember.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, meminta semua negara waspada pada corona. Ini ditegaskannya, lantaran penularan virus corona tidak membedakan ras atau etnis. Ia meminta setiap negara memiliki skenario untuk penanganan kasus ini.
“Tidak ada negara yang boleh merasa aman, itu fatal sekali. Virus ini punya potensi menjadi pandemi,” tegas Ghebreyesus, seperti diberitakan Reuters, Jumat (28/2/2020).
Penanganan Korona
Penemuan dua orang positif corona di Indonesia mengagetkan publik. Sebelumnya indonesia dengan yakin aman dari serangan virus yang telah menewaskan ribuan nyawa tersebut.
Menyikapi peristiwa mengagetkan ini pemerintah menyiapkan seratus rumah sakit di Indonesia untuk menangani kasus virus Corona. Standar pelayanan dan fasilitas seratus rumah sakit tersebut sesuai yang disyaratkan WHO. Jokowi mengklaim pemerintah sudah memiliki peralatan untuk penanganan sesuai dengan standar internasional. Tak hanya itu, Jokowi juga mengklaim rumah sakit itu memiliki prosedur standar operasi yang telah diharmonisasi dan sama dengan standar internasional.
“Kami juga memiliki anggaran, anggarannya ada dan ini juga diprioritaskan untuk menangani ini. Karena kalau kami tidak serius untuk menangani ini, kalau dianggap tidak serius ini sangat berbahaya karena memang penyakit ini perlu kami waspadai dan perlu kami hati-hati,” ujarnya. (wip/rif)