IslamToday ID — Peningkatan jumlah penduduk miskin semakin tinggi akibat tekanan ekonomi yang terjadi selama pandemi Corona. Prediksi ini disampaikan oleh Bank Dunia berdasarkan beberapa simulasi ekonomi. Jumlah penduduk miskin Indonesia diprediksikan akan meningkat menjadi 30 juta jiwa pada tahun ini.
Prediksi Kemiskinan Indonesia
Ekonom Senior Bidang Makro ekonomi, Perdagangan, dan Investasi Bank Dunia, Ralph van mengatakan Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan dari 5% menjadi 1% di tahun 2020.
Menurutnya, jika perekonomian turun hingga 4,2%, maka angka kemiskinan akan naik 9,71%. Artinya penduduk miskin bertambah menjadi 26,09 juta orang di tahun 2020. Sebelumnya pada September 2019 lalu penduduk miskin di Indonesia tercatat sebanyak 24,79 juta orang atau 9,22%.
Simulasi kedua, jika pertumbuhan ekonomi hanya mampu tumbuh 3% saja maka angka kemiskinan akan naik menjadi 10,67%. Artinya jumlah penduduk miskin akan bertambah menjadi 28,67 juta orang.
Simulasi ketiga jumlah penduduk miskin akan bertambah menjadi 30,69 juta jiwa atau naik menjadi 11,42%. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang sangat kecil yakni hanya 2,1% saja.
Simulasi keempat dan kelima tidak kalah mengerikan. Jika ekonomi hanya mampu tumbuh 1,2% atau 1% saja di tahun 2020, maka jumlah kemiskinan diprediksi meningkat menjadi 32,82 juta orang, bahkan 33,24 juta orang.
Prediksi serupa sebenarnya telah diungkapkan oleh dua ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Akhmad Akbar Susamto dan Muhammad Ishak Razak. Sejak awal Mei lalu keduanya telah memprediksikan adanya peningkatan jumlah penduduk miskin di Indonesia, termasuk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Yakni, penduduk dengan pendapatan di bawah Rp440.538 per kapita per bulan (per September 2019).
Berdasarkan hasil catatan CORE di Indonesia terdapat jumlah penduduk hampir miskin dan rentan miskin sebanyak 66,7 juta jiwa. Jumlah tersebut setara dengan 25% penduduk Indonesia.
“Masyarakat golongan rentan dan hampir miskin ini umumnya bekerja di sektor informal dan banyak yang sangat bergantung pada bantuan-bantuan pemerintah. Golongan rentan dan hampir miskin akan semakin banyak yang jatuh ke bawah garis kemiskinan,” ungkap dua Ekonom CORE seperti dikutip dari katadatacoid (6/5/2020).
Dua ekonom CORE itu mempredisi, jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan akan naik menjadi 30,8 juta orang, setara 11,7% dari total penduduk Indonesia. Prediksi kedua jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan akan bertambah menjadi 33,9 juta jiwa atau 12,8% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Terakhir, jumlah penduduk yang hidup di bawah garis akan kemiskinan mencapai 37,9 juta jiwa atau 14,35% dari total penduduk Indonesia.
“Apabila situasi ekonomi memburuk dalam waktu yang lebih panjang, peningkatan jumlah penduduk miskin akan lebih besar lagi,” imbuhnya.
Selain itu, INDEF memprediksi, sebanyak 40 juta orang rentan miskin akan masuk dalam golongan miskin. Kemungkinan yang disampaikan pada awal Mei lalu ini, mungkin terjadi apa bila pemerintah tidak fokus dalam menghadapi pandemi Corona.
“Ini dampaknya luar biasa besar. Orang miskin sebelum corona saja sebesar 24,5 juta atau 25 juta. Sedangkan rentan miskin itu ada sekitar 40 juta. Jadi, 40 juta secara ekonomi itu mereka berada di desil 20 juta,” ungkap Ekonom Enny Sri Hartati (1/5/2020).
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun pernah memperkirakan jumlah kemiskinan yang bertambah selama pandemi ini. Ia mempredikiskan tingkat kemiskinan Indonesia kembali seperti tahun 2011 yakni mencapai 12%. Meskipun ia belum bisa membeberkan jumlah pastinya. Sementara data BPS bulan Maret tahun 2011 menunjukan bahwa jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 30,02 juta jiwa atau 12,49% dari total populasi penduduk Indonesia.
Prediksi di atas seolah terjawab dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan. Belum lama ini ia mengatakan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia membutuhkan waktu lima tahun.
“Saya bicara dengan World Bank di Washington, mereka menjelaskan dampak virus corona bisa sampai lima tahun baru income per kapita atau PDB suatu negara pulih kembali karena perekonomian global juga ikut terdampak,” tutur Luhut B Panjaitan, Selasa (2/6/2020).
Penulis: Kukuh Subekti
Editor: Arief Setiyanto