IslamToday ID — Direktur Jenderal Bina Masyarakat Islam, Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin mengatakan program sertifikasi penceramah akan melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam.
Kamarudin Amin memastikan program tersebut akan dilakukan secara kolaboratif.
“Program ini juga akan melibatkan MUI dan ormas Islam lainnya,” ujar Kamaruddin dalam keterangan resmi yang diterima Jumat (4/9).
Kamaruddin menyatakan dalam sertifikasi penceramah ini, Kemenag hanya berperan sebagai koordinator dan fasilitator.
Pemilihan para narasumber dari sertifikasi ini juga bukan hanya dari Kemenag.
“Inti program ini adalah penguatan wawasan kebangsaan dan pengarusutamaan pemahaman keagamaan rahmatan lil alamin,” jelasnya.
Selain itu, Kamaruddin menyatakan program tersebut turut melibatkan kementerian dan lembaga negara yang terkait. Ia menyebut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hingga Lemhanas akan diajak dalam program tersebut.
“Program penceramah bersertifikat akan melibatkan banyak pihak, termasuk Lemhanas, BPIP, dan BNPT,” ujarnya.
Program Sertifikasi 8.200 Penceramah
Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi hendak menjalankan program sertifikasi penceramah bagi semua agama mulai bulan ini. Fachrul Razi menyatakan pada tahap awal bakal ada 8.200 orang akan mendapatkan sertifikasi penceramah.
“Kemenag bentuk program penceramah bersertifikat. Akan kami mulai bulan ini. Tahap awal kami cetak 8200 orang,” pungkas Fachrul Razi dalam webinar ‘Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara’ di kanal Youtube Kemenpan RB, Rabu (2/9) lalu.
Kemudian, Fachrul Razi menegaskan program penceramah bersertifikat ini diberlakukan untuk semua agama. Meski demikian, penyelenggaraan program tersebut sengaja tidak digelar secara mengikat oleh Kemenag.
Program ini, imbuhnya, bisa diikuti bagi penceramah yang berkenan mengikutinya atau bersifat sukarela.
“Untuk semua agama, sukarela, ada sedikit gesekan gak setuju gak apa apa. kita lanjut terus,” jelas Fachrul.
Menag Fachrul mengklaim program tersebut turut bekerja sama dengan berbagai pihak.
Ia mengatakan Kemenag turut menggandeng seluruh majelis keagamaan, ormas keagamaan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hingga Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Fachrul menegaskan program tersebut bertujuan untuk mencetak penceramah yang memiliki bekal wawasan kebangsaan dan menjunjung tinggi ideologi Pancasila. Ia mengatakan program ini untuk mencegah penyebaran paham radikalisme di tempat-tempat ibadah.
“Mudah-mudahan dengan itu bisa mengeliminasi penyebarannya [pemahaman radikal],” kata Fachrul.
Fachrul lantas meminta agar tempat-tempat ibadah yang berada di lingkungan pemerintahan bisa mengundang penceramah bersertifikat tersebut.
Hal itu guna menghindari pemahaman radikal keagamaan yang potensial tumbuh di masjid-masjid di kawasan institusi pemerintahan.
“Tolong tanpa diumumkan, tolong yang diundang nanti di rumah ibadah kita, khususnya di lingkungan ASN, hanya mereka yang sudah dibekali penceramah bersertifikat,” jelas Fachrul Razi.
Program sertifikasi penceramah sempat dilontarkan oleh Fachrul pada medio akhir 2019 lalu. Fachrul sendiri sempat bercerita saat ini banyak penceramah yang membodohi umat lewat ceramah.[IZ]