IslamToday ID — Sejumlah media AS serta media internasional turut menyoroti kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Amerika Serikat.
Media terkemuka AS The New York Times, serta sejumlah media terkemuka di Asia seperti Channel News Asia, The Strait Times, Asia Times hinggga media Financial Review mengulas kunjungan Prabowo yang dinilai bersejarah baginya ini.
Kunjungan resmi kenegaraan Prabowo ke Amerika Serikat dijadwalkan akan berlangsung selama 5 hari pada 15-19 Oktober 2020.
New York Times menulis dalam laporannya bahwa Prabowo baru dapat kembali ke AS setelah selama dua dekade dilarang masuk ke AS.
Laporan New York Times berjudul ‘Indonesian Defense Chief, Accused of Rights Abuses, Will Visit Pentagon’ itu terbit pada Rabu (14/10/2020) waktu setempat.
New York Times menulis selama dua dekade, Prabowo menjadi paria (kaum terlunta-lunta) dalam urusan internasional. Namun kini bak berubah drastis, Prabowo justru mendapatkan undangan resmi untuk berkunjung ke Departemen Pertahanan AS atau Pentagon yang berbasis di Arlington, Virginia.
“Selama dua dekade, Prabowo Subianto, mantan jenderal Indonesia, menjadi paria dalam urusan internasional,” tulis The New York Times.
“Prabowo, yang pernah menjadi menantu diktator Suharto, yang meninggal pada tahun 2008, dan mantan komandan pasukan khusus Indonesia yang ditakuti, disalahkan atas kekejaman yang dilakukan oleh pasukan yang dipimpinnya. Di bawah Presiden Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama, dia dilarang mengunjungi Amerika Serikat,” lanjut media itu.
New York Times menyebut bahwa Prabowo mendapatkan undangan dari Menhan AS Mark Esper. Prabowo dijadwalkan bertemu dengan para pejabat tinggi di Pentagon.
Selain itu, New York Times menilai bahwa kunjungan ini merupakan puncak pencarian Prabowo atas kehormatan. Sedangkan bagi AS, pertemuan ini dilihat penting karena AS saat ini sedang bersitegang dengan China.
Sementara itu, Channel News Asia dalam laporannya berjudul “Indonesia defence minister invited to US after ban lifted”, terbit 9 oktober lalu, mengulas terkait dilarangnya visa terhadap dirinya sejak tahun 2000 karena tuduhan pelanggaran HAM.
AS-China Berebut Pengaruh di Asia-Pasifik
Media internasional lain seperti The Strait Times mengambil tajuk “Prabowo’s US Mission”, terbit pada (14/10). Menurut Strait Times, Undangan Menhan AS Mark Esper memberikan pesan bahwa Washington bersedia mengesampingkan semua masalah masa lalu untuk menjalin kerja sama yang lebih erat dengan Indonesia, di tengah upaya Washington untuk mempertahankan pijakan di Asia dan Pasifik berhadapan dengan pengaruh China yang menguat.
Undangan tersebut dirancang untuk diskusi lebih lanjut tentang kerja sama pertahanan bilateral antara Indonesia dan AS
Dalam Laporannya Strait Times menyebutkan bahwa selain berbagai aspek kerja sama, kunjungan tersebut memberikan sinyal akan adanya kesepakatan alutsista buatan AS untuk memodernisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang ada dalam rencana strategis ketiga (Renstra) tersebut, “Minimum Essetial Forces”.
Selain itu, Asia Times menulis judul “US lets Indonesia’s Prabowo off the hook”, terbit pada (12/10)
Menurut ulasan Asia Times, undangan terhadap Prabowo ini jelas menjadi Langkah lanjutan setelah upaya Washington untuk membuat Indonesia dan anggota kunci lainnya dari Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ikut serta dalam perjuangan Washington untuk mendapatkan kekuasaan dan pengaruh dengan China di Laut China Selatan dan sekitarnya.
Hal menariknya, saat Menhan Prabowo menuju Washington, Menko Maritim dab Investasi Luhut Binsar Panjaitan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Yunan untuk membahas perdagangan dan investasi, kesehatan, pendidikan dan penelitian, serta pengembangan vaksin Covid-19.
Terakhir, media terkemuka, Financial Review mengambil tajuk “Indonesia defence minister Prabowo to make historic visit to US”, kunjungan bersejarah menhan Prabowo ke Amerika Serikat (AS), terbit pada (8/10).
Menurut laporan FR, sejumlah pengamat meyakini bahwa tarik ulur yang sengit di kawasan Indo-Pasifik, menjelaskan antusiasme Washington untuk menarik Menhan Prabowo, bahkan hal ini dilakukan saat pemerintahan Presiden Trump sedang menatap pemilihan presiden bulan depan.
Indonesia tampaknya bergerak cepat memperkuat kerjasama pertahanan dengan China. Dua bulan setelah dilantik menjadi Menteri pertahanan, bahkan Prabowo berkunjung ke Beijing. Bulan lalu, Anggota Dewan Negara China dan Menteri Pertahanan Nasional Jenderal Wei Fenghe melakukan kunjungan resmi kenegaraan ke Jakarta untuk membahas sejumlah kerjasama.
Menurut Financial Review, kunjungan diplomatic ke AS kemungkinan besar akan diikuti segera setelahnya dengan kunjungan ke Canberra, Australia. Untuk diketahui, Menhan Prabowo dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Australia.[IZ]