IslamToday ID — Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin (KMA) memberikan jaminan bahwa keberadaan vaksin Covid-19 sejalan dengan syariat Islam dan hadis Nabi Muhammad SAW.
Menurut KMA, pengadaan vaksin itu disebut sebagai bentuk upaya ikhtiar mencegah penyakit.
Wapres mengatakan, keberadaan vaksin merupakan salah satu tujuan yang disyariatkan ajaran Islam, yakni maqashid asy-syariah yang mencakup lima hal, masing-masing adalah menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga harta, menjaga keturunan dan menjaga akal.
“Dalam keadaan yang tidak normal seperti masalah pandemi, menjaga keselamatan jiwa menurut syariat itu nomor satu. Karena menjaga jiwa tidak ada alternatifnya, tidak bisa digantikan yang lainnya. Maka harus diutamakan,” jelasnya dalam dialog bersama #SatgasCovid19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat (16/10).
Wapres KMA memastikan bahwa vaksin yang akan disuntikkan pada jutaan masyarakat Indonesia itu telah melalui beberapa tahap uji klinis. Pengadaan vaksin pun dinilai merupakan upaya ikhtiar mencegah penyakit.
“Berobat itu ada dua macam, ada yang kuratif dan preventif. Kalau kuratif sudah terjadi diobati. Lalu preventif itu sebelum terjadi,” tukasnya.
Menurutnya, Imunisasi termasuk upaya preventif. Dalil umum dalam agama Islam menyebutkan ada lima hal sebelum datang lima hal. Pertama, umat Islam harus bersiap pada masa mudanya sebelum merasa tua; kedua, persiapkan masa sehat sebelum sakit; ketiga, persiapkan masa kaya sebelum miskin; keempat, persiapkan masa luang sebelum sibuk; dan kelima, persiapkan masa hidup sebelum mati.
“Nah ini kan preventif, ada perintah agama supaya kita menjaga kesehatan. Jadi masa sehat harus kita persiapkan mencegah terjadinya sakit. Jadi itu dalil imunisasi,” paparnya, dilansir dari CNN Indonesia.
Sebelumnya, pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin. Tim ini diharapkan melakukan persiapan, pendayagunaan, peningkatan kapasitas serta kemampuan nasional dalam mengembangkan vaksin. Pelaksanaannya dipimpin Lembaga Biologi dan Molekuler Eijkman bekerjasama Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset dan Teknologi.
Oleh karena itu, Ia pun meminta masyarakat memberi dukungan kepada pemerintah dari tahapan persiapan hingga vaksinasi. Masyarakat juga diharapkan tidak terpengaruh berita-berita bohong yang disebarkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab
“Masyarakat bisa mengikuti informasi-informasi melalui keterangan resmi yang disampaikan pemerintah. Jangan percaya informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya,” tandasnya.[IZ]