ISLAMTODAY ID —- Pernyataan provokatif dan bernada Islamofobia dari Presiden Prancis Emmanuel Macron begitu menyinggung umat Muslim dunia, Tindakan Macron menuai kecaman luas dari berbagai negara. Buntutnya seruan pemboikotan produk-produk Prancis digemakan di sejumlah negara muslim.
Menanggapi perkembangan ini, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (RI) pada Selasa (27/10/2020) telah memanggil Duta Besar Prancis di Jakarta untuk menyampaikan kecaman atas pernyataan Presiden Macron.
“Kemlu telah memanggil Duta Besar Prancis. Dalam pertemuan tersebut, Kemlu menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis yang menghina Islam,” ujar Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah, Selasa (27/10/2020).
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Prancis telah mencatat apa yang menjadi pernyataan pemerintah Indonesia. Lazimnya menurut aturan diplomasi, posisi pemerintah Indonesia akan disampaikan secara resmi kepada pemerintah negara yang bersangkutan, dalam hal ini pemerintah di Prancis.
Mengenai kondisi dan situasi warga negara Indonesia yang saat ini tinggal maupun bekerja di Prancis, Kemlu memastikan semuanya dalam keadaan aman.
“Imbauan ada, tapi sejauh ini tidak ada informasi spesifik. Intinya insya Allah aman,” ujarnya, dikutip dari Viva.
Awal bulan ini, Macron menyebut bahwa Islam sebagai agama dalam krisis dan mengumumkan rencana aturan yang lebih ketat untuk menangani yang disebutnya ‘separatisme Islam’ di Prancis.
Bahkan, Macron mengecam pembunuhan terhadap seorang guru di negara itu yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas. Namun, ia mengatakan Prancis tidak tidak akan menyerah terkait kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW itu.
Kecaman Luas Dunia Muslim
Penerbitan ulang kartun hinaan terhadap Nabi Muhammad, sekaligus pernyataan Macron tentang Islam dan komunitas Muslim, memicu kecaman luas di dunia Arab pada tingkat resmi dan lainnya.
Sejumlah negara Arab, serta Turki, Iran, dan Pakistan, telah mengecam sikap Macron yang keras terhadap Muslim dan Islam.
Sejumlah aktivis di sejumlah negara Timur Tengah, Asia Selatan pun melancarkan seruan boikot terhadap produk Prancis.
Bahkan, produk-produk Perancis ditarik dari peredaran di sejumlah tiitk di negara Kuwait, Yordania, dan Qatar.
Selain itu, seruan boikot juga bergema di Irak, Saudi, Iran, Pakistan, Palestina, Bangladesh, Indonesia, Maroko, Turki, Suriah, Libya, dan bahkan wilayah Jalur Gaza.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, karikatur Nabi Muhammad ditampilkan menggunakan proyektor di gedung pemerintahan di Perancis. Hal tersebut dinilai sebagai bentuk penghormatan terhadap guru sejarah, Samuel Paty yang dipenggal kepalanya oleh seorang imigran muslim.
Penggambaran kontroversial dari Charlie Hebdo ini ditampilkan di gedung balai kota di wilayah Occitanie, yakni Montpellier dan Toulouse.
Gambar proyeksi tersebut berlangsung selama lebih dari 4 jam pada hari Rabu (21/10/2020) malam waktu setempat.[IZ]