ISLAMTODAY ID — Seruan aksi boikot produk Prancis menjadi perhatian serius kepolisian Indonesia. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono, mengungkapkan jika pihaknya melalui intelijen dan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri akan melakukan pengawasan di media sosial. Terutama berkaitan dengan seruan, ajakan boikot produk Prancis di Indonesia yang disebarkan melalui media sosial.
“Pimpinan Polri sudah memerintahkan kepada jajaran khususnya jajaran intelijen dan Bareskrim untuk melakukan deteksi dini dan deteksi aksi terkait peredaran ajakan yang ada di media sosial,” tutur Brigjen Pol Awi Setiyono, di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Rabu (4/11/2020).
Awi Setiyono mengungkapkan jika pihaknya hanya akan menangkap oknum-oknum yang terbukti melakukan pelanggaran.
“Kita siap mengambil langkah pengamanan secukupnya dan sudah disiapkan cadangan kekuatan untuk ditempatkan di tempat-tempat strategis,” tuturnya.
Ia menambahkan jika kini pihaknya tengah bersiap-siap.
“Di beberapa daerah telah menyiapkan cadangan kekuatan untuk digerakkan apabila sewaktu-waktu ada perkembangan situasi yang tidak diinginkan,” ungkap Alwi.
Isu Sweeping Produk Prancis
Sementara itu dari kalangan pengusaha seperti dilansir dari detikcom (5/11) meminta bantuan aparat kepolisian untuk menindak ormas-ormas yang melakukan sweeping terhadap produk-produk Prancis di minimarket.
“Kita juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin ada, hal yang seperti saya sampaikan tadi ada video yang beredar (ormas) melakukan sweeping atau apa namanya di toko-toko anggota kita,” tutur Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin.
Sholihin mengungkapkan pihaknya untuk sementara waktu mengamankan produk yang berlabel Prancis. Namun demkian ia tidak memberlakukan hal yang sama dengan produk-produk buatan Indonesia yang dikaitkan dengan Prancis.Produk tersebut tetap dijual oleh mereka.
Ia meminta bantuan aparat kepolisian untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti yang terjadi dengan produk SGM.
“Untuk itu kita minta bantuan oleh aparat untuk mengantisipasi hal-hal seperti ini. Kan itu (yang dijual) barang kebutuhan konsumen juga. Di situ (yang beredar) ada video SGM dan sebagainya dikait-kaitkan (dengan Prancis). Barangnya dibuatnya di sana kok di Jawa Tengah,” jelasnya.
Sikap MUI
Seruan boikot produk Prancis di Indonesia awalnya di serukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Meskipun ajakan tersebut tidak diindahkan oleh pihak pemerintah, namun MUI menegaskan bahwa umat Islam tidak perlu lagi merasa risau dengan sikap pemerintah.
“Ya biarin saja tidak masalah. Umat Islam tidak usah pusing memikirkan hal tersebut. Biarkan sajalah pemerintah dengan sikap dan pandangannya dan kita umat Islam dengan sikap dan pandangan kita sendiri,” tegas Sekjen MUI, Anwar Abbas dilansir dari liputan6.com (4/11/2020).
“Pemerintah tentu dalam hal ini punya pertimbangan sendiri dan kita umat Islam juga punya pertimbangan sendiri,” jelasnya.
Anwar Abbas mengungkapkan selama pemerintah tidak menghalang-halangi umat Islam tidak menghalang-halangi maksud dan keyakinanya itu sudah cukup. Selebihnya dipasrahkan pada kehendak umat Islam sendiri.
“Masalah umat Islam akan memboikot atau tidak itu merupakan hak dari umat Islam sendiri, apalagi uang yang akan kita pergunakan untuk berbelanja dan atau untuk tidak berbelanja produk-produk Prancis tersebut adalah uang kita sendiri bukan uang pemerintah,” ungkap Anwar Abbas.
Ia menambahkan sebagai seorang muslim yang mempunyai hargha diri, umat Islam bebas untuk melakukan boikot. Aksi tersebut bisa dilakukan sampai tuntutan umat Islam dikabulkan yakni permintaan maaf Presiden Prancis Emanuel Macron kepada umat Islam di dunia.
“Jadi sebagai umat yang punya harga diri, kita bebas untuk memboikot dan untuk tidak membeli barang-barang dari Prancis tersebut sampai Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam,” tegasnya.
Aksi Boikot di Daerah
Dilansir dari Tirto ID (4/11/2020) aksi boikot yang diserukan oleh MUI ini diikuti oleh sebuah tokoh Basalamah yang merupakan bagian dari Koperasi milik Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri. Aksi boikot ini beredar luas setelah akun twitter @QaillaAsyqah mengunggah sebuah video.
“Mizone eksekusi, merek Aqua eksekusi juga, cinta santri saja. Satu komando, takbir. Aqua, Levite keluarkan,” kata salah seorang pegawai yang nampak dalam video tersebut.
Sebelumnya di Jawa Timur aksi ini pun telah dilakukan, dilansir dari Islamtoday.id (2/11) aksi boikot produk Prancis dilaksanakan oleh Dalwa Mart. Sebuah minimarket yang dikelola oleh Pondok Pesantren (Ponpes) Darullughoh Wad Dakwah Raci, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
Mereka telah melakukan pengosongan etalasenya dari aneka produk asal Perancis. Aneka produk seperti makanan, minuman, susu formula, hingga produk kecantikan asal Perancis telah dikosongkan.
Penulis: Kukuh Subekti