ISLAMTODAY ID — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan bahwa Mantan Panglima TNI Jend (Purn) Gatot Nurmantyo tetap menerima Bintang Mahaputera dari Presiden Joko Widodo meskipun dirinya tak hadir dalam acara penyematan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/11).
Awalnya, Gatot Nurmantyo diundang ke Istana untuk diberikan Bintang Mahaputera atas jasanya sebagai mantan Panglima TNI 2015-2017. Akan tetapi Gatot tak hadir dalam acara penyematan di Istana.
“Dari sekian banyak yang dianugerahi, ada yang tidak hadir yaitu Bapak Gatot Nurmanyo. Tetapi dalam suratnya itu, menyatakan menerima,” pungkas Mahfud MD di Istana Negara seperti disiarkan akun Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (11/11).
“Menerima pemberian bintang jasa ini tetapi beliau tidak bisa hadir karena beberapa alasan. Pertama karena suasana Covid,” imbuhnya.
Menkopolhukam menjelaskan bahwa Gatot hanya tidak bisa menghadiri acara penyematan. Bukan berarti tidak menerima. Menurut Mahfud, pemerintah akan tetap mengirimkan Bintang Mahaputera kepada Gatot.
“Nanti dikirim oleh sekretaris militer. Beliau menyatakan menerima ini. Hanya tidak bisa hadir penyematannya,” pungkas Mahfud MD.
Sebelumnya, Presiden Jokowi diagendakan memberi penghargaan Bintang Mahaputera kepada 71 tokoh. Salah satunya eks Panglima TNI Jenderal Purn. Gatot Nurmantyo di Istana Negara, Rabu (11/11).
Namun, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyatakan Gatot telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo karena tak bisa hadir.
“Pak Gatot bersurat kepada Presiden tidak hadir. Isinya nanti bapak Menko Polhukam yang akan menyampaikan,” jelas Heru dalam rekaman wawancara di akun Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (11/11).
Dugaan Pelemahan Oposisi
Langkah pemberian Bintang Mahaputera kepada Gatot juga sempat menuai sejumlah pertanyaan publik.
Sejumlah kalangan mengaitkan aktifitas Gatot yang menjadi deklarator Koalisi Aksi menyelamatkan Indonesia (KAMI). KAMI sebagai gerakan moral kritis kerap mengkritisi kebijakan pemerintah.
Sementara itu, salah satu deklarator KAMI, Marwan Batubara menyebut penghargaan itu merupakan upaya pemerintah melemahkan semangat oposisi.
Marwan mengklaim sebagian besar anggota KAMI sepakat agar Gatot menolak pemberian penghargaan dari Jokowi.
“Pemberian penghargaan secara tiba-tiba dan timing tidak jelas, artinya memang ada motif tersembunyi atau cara untuk menaklukkan musuh,”jelas Marwan, dilansir CNN Indonesia, Jumat (6/11).
Menanggapi hal itu, Menko Polhukam Mahfud MD menjelaskan bahwa Bintang Mahaputera kerap diberikan kepada tokoh yang pernah menjabat sebagai pimpinan lembaga tinggi negara.[IZ]