(IslamToday ID) – Kinerja Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang belum genap satu bulan menuai kritik. Risma diingatkan saat ini tidak lagi menjadi walikota, tapi sudah menjadi Mensos.
Wakil Ketua Umum Gelora, Fahri Hamzah meminta para staf di sekeliling Risma untuk mengingatkan tentang kerjanya.
Sejak menjadi Mensos, Risma memang kerap kali blusukan menemui masyarakat kelas bawah. Ia juga kerap berjumpa dan berbincang dengan tunawisma di Jakarta.
“Staf-nya bu Risma harus kasih tahu beliau beda jadi walikota dan menteri. Perbedaan tidak saja pada filosofi, skala, juga metode. Menteri tidak dipilih tapi ditunjuk, kerja sektoral saja dan berlaku di seluruh negeri. Walikota dipilih, non sektoral tapi terbatas kota,” tulis Fahri dalam akun Twitternya, @fahrihamzah, Rabu (6/1/2021).
Ia ingin Risma mengurus kemiskinan dan persoalan sosial lebih luas lagi. Sebab, kemiskinan tidak cuma terjadi di Jakarta.
“Tadinya aku enggak mau tulis, tapi ya salah. Kemiskinan itu bukan di Jakarta, tapi di daerah terpencil sana. Itu rakyat bunuh diri, bunuh keluarga, ada ibu bunuh tiga anaknya karena melarat. Tapi para penjilat dalam birokrasi ini jahat. Tega amat sih. Ayolah mulai dari data,” ajak Fahri.
Mantan Wakil Ketua DPR itu meminta Risma bekerja seperti layaknya kerja negara. Menggunakan data, analisa, hingga melibatkan presiden serta DPR. Dengan demikian, akan muncul koreksi dari publik atas kerja kementerian tersebut.
“Gini deh, kalian sampaikan ke Bu Menteri, krisis ini akan panjang. Karena ketimpangan, kemungkinan di daerah terpencil akan makin sulit. Tapi, orang desa enggak ribut. Memang yang bahaya orang miskin kota, ada politik ada kelas menengah yang advokasi. Tapi kerja pakai data,” terang Fahri lagi.
Ia berdoa, siapapun pejabat yang berniat memberikan hatinya kepada rakyat dengan tulus, kelak akan menjadi pemimpin. Namun, Fahri ingatkan lagi, kerja negara menggunakan konsep tidak mendadak.
“Kita doakan siapapun yang memberi hatinya kepada rakyat jadi pemimpin di negeri ini. Tapi tolong juga pakai ilmu. Kerja pakai konsep dan jangan tiba masa tiba akal, sibuk dianggap sukses dan citra dianggap kinerja. Situasi sulit, uang makin sedikit tolong jangan sia-siakan waktu,” tutup Fahri. [wip]