(IslamToday ID) – Mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara mengakui memberikan uang sebesar 50.000 dolar Singapura kepada Ketua DPC PDIP Kabupaten Kendal, Akhmat Suyuti.
Juliari mengklaim uang itu dari kantong pribadinya bukan fee para rekanan penyedia bansos penanganan Covid-19.
“Saya pernah menitipkan uang ke Pak Akhmat Suyuti, betul lewat saudara Kukuh (Kukuh Ari Wibowo, tenaga ahli Juliari),” katanya saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (22/3/2021).
Politikus PDIP itu mengatakan uang tersebut untuk operasional partai di Kabupaten Kendal. Juliari menjelaskan uang tersebut dalam pecahan mata uang asing yakni dolar Singapura. “Ya, itu sekadar untuk membantu operasional daripada DPC PDI Perjuangan di Kendal,” ujarnya.
Jaksa penuntut umum (JPU) KPK lantas mengkonfirmasi apakah Juliari juga memberikan sejumlah uang kepada DPC PDIP Kabupaten dan Kota Semarang, serta Kota Salatiga yang menjadi daerah pemilihannya ketika maju sebagai anggota DPR.
“Apa saudara lakukan di ketua DPC Semarang, Salatiga, dan lain-lain?” ujar jaksa seperti dikutip dari CNN Indonesia.
“Tidak,” jawab Juliari.
Pengakuan pemberian uang itu sesuai dengan keterangan Kukuh saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Senin (15/3/2021). Ketika itu Kukuh diperintah Juliari untuk memberikan amplop berisi sejumlah uang kepada Akhmat Suyuti. Penyerahan dilalukan di Semarang pada 2020.
Juliari juga mengaku beberapa kali menyewa pesawat khusus menggunakan anggaran Kementerian Sosial (Kemensos) kurun waktu 2020. Ia mengklaim kala itu ada keperluan dinas luar kota.
“Pernah (sewa pesawat khusus). Sekitar 3-4 kali. Yang saya ingat pernah ke Luwu Utara lihat banjir kalau enggak salah, ke Natuna, kemudian ke Bali pernah sekali,” ujarnya menjawab pertanyaan jaksa.
Jaksa lantas menyinggung daerah lainnya seperti Semarang dan Tanah Bumbu. Eks kader PDIP itu pun lantas mengungkapkan bahwa ia juga pernah ke daerah tersebut dengan menyewa pesawat.
“Iya pernah. Itu (Tanah Bumbu) awal-awal Desember 2020,” imbuhnya.
Dalam sidang ini, jaksa mendalami sumber dana yang digunakan Juliari untuk menyewa pesawat khusus tersebut.
Juliari mengatakan anggaran untuk menyewa pesawat dikoordinasikan melalui sekretaris pribadinya bernama Shelvi dengan bagian Biro Umum Kemensos, di mana ketika itu dikepalai oleh Adi Wahyono. [wip]