(IslamToday ID) – Indonesia kembali dibanjiri impor 76.568 ton bawang putih seiring dengan kebutuhan dalam negeri yang mesti dipenuhi.
“Ini realisasi sampai tanggal 10 Mei 2021,” kata Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Indrasari Wisnu Wardhana seperti dikutip dari Republika, Selasa (18/5/2021).
Diketahui, rata-rata kebutuhan nasional bawang putih per tahun berkisar antara 550.000-600.000 ton. Mayoritas kebutuhan tersebut masih harus dipenuhi dari luar negeri, karena produksi dalam negeri belum memadai untuk kebutuhan konsumen secara nasional.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Oke Nurwan mengatakan, stok indikator bawang putih hingga Selasa (11/5/2021) sebanyak 153.000 ton. Adapun kebutuhan pada Mei 2021 diperkirakan sebanyak 40.000 ton.
Menurut data Kemendag dan Kementerian Pertanian (Kementan), ketahanan stok bawang putih saat ini kurang lebih 3,8 bulan. “Stok atau pasokan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga lebaran dengan catatan realisasi impor tepat waktu,” kata Oke.
Sebagai tindak lanjut, Kemendag akan memonitor realisasi dan distribusi impor oleh pelaku usaha dalam rangka memastikan kecukupan stok pada momen lebaran 2021.
Sebelumnya, Ketua Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) Valentino mengatakan, terdapat sisa stok bawang putih akhir 2020 sebanyak 175.000 ton atau sekitar 166.200 ton dengan asumsi susut 5 persen. Dengan kata lain, terdapat pasokan bawang putih lebih dari 200.000 ton sejak awal tahun hingga saat ini.
Namun, konsumsi per bulan mengalami penurunan akibat pandemi. Ia mencatat konsumsi turun menjadi sekitar 40.000-42.000 ton dari kondisi normal 47.000 ton.
“Konsumsi di bulan puasa dan lebaran saat pandemi tahun ini naik jadi berapa kita belum tahu, tapi kalau melihat suplai ya cukup,” kata Valentino pada tanggal 23 April 2021.
Ia mengatakan, larangan mudik yang kembali diterapkan pemerintah pada tahun ini dipastikan turut melemahkan konsumsi. Itu akan berdampak pada permintaan bawang putih. Namun, jika dibandingkan dengan tahun lalu, pembatasan-pembatasan pada tahun ini jauh lebih longgar.
Ia pun menilai, aksi-aksi spekulan yang ingin memainkan harga kemungkinan akan sangat sulit. Pasalnya, di tengah konsumsi yang memang tidak sebesar sebelum pandemi, ketersediaan bawang putih masih cukup memadai sehingga harga dipastikan stabil.
Sementara itu, impor bawang putih itu menuai kritik dari anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir. Menurutnya, kebijakan mengimpor bawang putih oleh Kemendag sangat disesalkan sebab telah mencederai kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
“Sama sekali tidak ada konsep ketahanan pangan,” kata Hafisz seperti dikutip dari Pikiran Rakyat.
Lebih lanjut, Hafisz menyampaikan impor bawang putih itu dilakukan justru di tengah kemajuan teknologi dan tersedianya lahan yang sangat luas di Nusantara.
Kebijakan Ironis
Ia mengatakan impor ini menjadi ironis, sebab bangsa yang sudah bertahun-tahun merdeka malah tidak bisa menanam bawang putih untuk kebutuhan di dalam negeri.
Kemudian, menurut politisi PAN itu, skema impor hanya akan menambah beban keuangan negara dan beban penderitaan rakyat. Mengingat kondisi porsi utang negara akan semakin banyak untuk membiayai impor.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) meminta Kemendag agar segera menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) bawang putih.
Hal itu diperuntukan bagi sejumlah perusahaan yang telah mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian agar tidak terjadi kenaikan harga komoditas tersebut.
Deputi Bidang Kajian dan Advokasi KPPU Taufik Ariyanto mendorong Kementerian Perdagangan untuk mengkaji stok bawang putih saat ini yang mulai menipis.
Sebab, KPPU mencatat stok bawang putih pada awal 2021 antara 150.000 hingga 178.000 ton. Bila perhitungan konsumsi nasional per bulan sebesar 45.000 ton, maka konsumsi untuk Januari-Maret 2021 mencapai 135.000 ton.
Ia menjelaskan bahwa pada awal April stok hanya berkisar sebanyak 15.000-43.000 ton, atau lebih besar permintaan konsumsi daripada stok yang ada. Namun, menurutnya, apabila tak berbenah dari sekarang maka akan terjadi kelangkaan bawang putih yang berakibat pada naiknya harga bawang di pasar. [wip]