(IslamToday ID) – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memastikan masyarakat terdampak PPKM bakal mendapatkan bantuan beras berkualitas. Dinas Sosial (Dinsos) di masing-masing wilayah berwenang untuk meminta penggantian beras rusak kepada penyedia barang.
Kepastian ini ditegaskan Risma menyusul keluhan warga penerima beras bantuan PPKM 2021 berkualitas buruk. Salah satu contohnya adalah warga di Pandeglang, Banten yang menerima beras dengan kondisi sudah membatu pada Selasa (3/8/2021) lalu.
Menurut Risma, penyaluran bantuan sosial beras (BSB) melibatkan sejumlah instansi berdasarkan penugasan yang sudah ditentukan.
“Saya sudah mendapatkan laporan soal itu. Memang ada beberapa kasus dimana kualitas beras kurang baik. Tapi itu volumenya kecil, dibandingkan dengan total beras yang kualitasnya baik. Kalaupun ada yang rusak misalnya, langsung diganti dengan yang baru,” kata Risma di Surabaya seperti dikutip dari CNN Indonesia, Senin (9/8/2021).
Ia menyatakan, penyaluran BSB melibatkan sejumlah instansi sesuai dengan penugasan yang telah ditetapkan. Untuk BSB 10 kg, Kemensos berperan menyerahkan data penerima bantuan kepada Kementerian Keuangan. Sementara beras dan penyalurannya oleh Perum Bulog.
Sedangkan BSB 5 kg, distribusi menjadi kewenangan pemerintah daerah melalui Dinas Sosial. Pemerintah daerah melalui Dinas Sosial diberikan kewenangan untuk mendistribusikan beras.
Dinas Sosial, kata Risma, juga berwenang memastikan kualitas beras jenis medium dalam kondisi baik pada saat diterima masyarakat. “Dinas Sosial bisa langsung meminta ganti bila beras kurang bagus,” jelasnya.
Risma sendiri menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama dan sikap responsif pemerintah daerah. Seluruh lembaga bersinergi dengan pilar-pilar sosial seperti pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), mereka bergerak cepat mengganti beras yang rusak.
Pemerintah mendistribusikan BSB selama PPKM. BSB 10 kg disalurkan kepada 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH, 10 juta KPM Bantuan Sosial Tunai (BST), dan 8,8 juta KPM Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/Kartu Sembako.
Adapun untuk BSB 5 kg disalurkan untuk 5,9 juta pekerja informal di Jawa-Bali yang terdampak PPKM dengan data usulan pemerintah daerah.
Beras Seperti Batu
Sebelumnya, warga Kelurahan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten menyesalkan bantuan beras yang dikirimkan melalui PT Pos Indonesia tidak layak konsumsi. Bahkan saat karung dibuka, beras berbentuk bulat seperti batu berwarna kecokelatan.
Di karungnya tertulis ‘Bantuan Beras PPKM 2021’ yang disalurkan untuk warga Pandeglang pada Senin-Selasa, 2-3 Agustus 2021. Masih dalam karung yang sama, juga terdapat tulisan ‘Beras Bulog Medium 10 kg’.
“Beras dari Bulog bantuan PKH. Saya balikin lagi ke kelurahan, bawa dua karung. Beras ini enggak bisa di makan, merasa kecewa,” kata Uki, warga setempat, ditemui di kantor Kelurahan Pandeglang, Kamis (5/8/2021).
Menurut Lurah Pandeglang, M Apendi, ia mengaku beras itu berasal dari Bulog yang dikirim melalui PT Pos Indonesia. Pihak kelurahan hanya menyediakan tempat untuk penyerahan beras, kemudian dibagikan langsung ke masyarakat oleh PT Pos.
“Yang menyalurkan langsung adalah PT Pos, kami tidak tahu beras seperti ini. Kami kaget, karena kami hanya menyediakan tempat saja. Mekanisme penyaluran itu PT Pos,” katanya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Apendi mengaku baru pertama kali mendapatkan beras yang kualitasnya buruk dan tidak bisa dimakan oleh manusia. Ia mengklaim jika ada bantuan yang disalurkan melalui kelurahan, dirinya selalu memeriksa terlebih dahulu. Jika tidak sesuai, akan dikembalikan ke pemilik asalnya.
“Kami laporkan ke pimpinan, untuk mengetahui dan menindaklanjuti temuan beras seperti ini. Karena ini ditulisnya beras premium. Baru pertama kali terjadi. Biasanya ada bantuan sembako kami teliti dulu, kalau tidak sesuai kami koordinasi dengan Dinas Sosial,” ujarnya.
Kemudian PT Pos Indonesia Cabang Pandeglang mengaku hanya bertugas mengirim beras. Sedangkan penyedia dan yang mengetahui kualitasnya dari PT Bulog.
“Kami hanya sebagai transporter saja. Kaitan kualitas berasnya, menjadi ranah penyedia, Bulog,” kata Andri Maulana, Manager PT Pos Indonesia Cabang Pandeglang.
Bantuan beras tak layak konsumsi juga terjadi di Bangkalan, Jawa Timur. Beras yang dibagikan warga sudah berkutu yang diduga bantuan dari Kementerian Sosial.
“Kami sudah berkoordinasi agar bantuan beras tersebut tidak didistribusikan dan segera diganti. Berasnya tadi banyak kutunya,” kata Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak, Rabu (4/8/2021).
Menurutnya, kualitas beras yang ada dalam paket 5 kg tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Meski demikian, ia memastikan bahwa ini adalah temuan baru. Emil yakin tak semua bantuan pemerintah memiliki kualitas serupa.
Ia pun memastikan beras bansos pengganti yang diperuntukkan bagi keluarga penerima manfaat di Bangkalan, akan segera didistribusikan dalam waktu dekat.
“Dalam beberapa hari ke depan saya pastikan beras penggantinya sudah ada dan bisa langsung didistribusikan,” kata Emil yang juga Ketua Rumpun Bantuan Sosial Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur ini.
Temuan ini, kata Emil, akan menjadi bahan evaluasi dari pihaknya. Sebab, menurutnya, pemerintah daerah memiliki fungsi mengawal bantuan sosial agar sampai ke masyarakat. [wip]