(IslamToday ID) – Tenaga ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin mengaku dirinya pernah dibuat meme sebagai penjilat. Ia mengaku sama sekali tidak ada masalah dengan cap demikian.
“Saya pun tidak keberatan ya, ada sekarang juga mereka membuat meme, kemudian membuat lidah saya yang panjang, katanya king of raja penjilat,” kata Ngabalin seperti dikutip dari DetikCom, Ahad (22/8/2021).
Hal ini disampaikan Ngabalin ketika dimintai tanggapan soal mural ‘Ngabalin 504 Error’. Seperti diketahui, di media sosial beredar gambar mural ‘Ngabalin 504 error’ dan meme King of Penjilat. Ngabalin memilih diam menghadapi mural dan meme tersebut.
“Kau mau bikin saya punya muka model apapun, saya tidak khawatir. Saya sudah tahu itu, siapa-siapa itu punya tangan yang mengoles-oles itu, tapi tidak apa-apa,” katanya.
“Saya tidak tersinggung, saya juga tidak marah,” ujarnya.
Ngabalin mendapat informasi mural ‘Ngabalin 504 Error’ ini ada di Bogor. Namun ia tidak memerinci Bogor mana yang dimaksud.
Ngabalin menyebut mural ‘Ngabalin 504 Error’ ini bagian risiko perjuangannya untuk membela bangsa dan negara, serta menyelamatkan generasi muda dari bahaya intoleransi dan paham radikal. Ngabalin menegaskan Islam yang sesungguhnya adalah damai.
“Islam masuk di sini dengan damai, dengan cara-cara yang menggunakan sistem dan cara budaya untuk mengembangkan agama,” kata Ngabalin.
“Tidak apa-apa, saya menjilat untuk menyelamatkan bangsa dan negara. Saya menjilat untuk menyelamatkan generasiku,” katanya.
Ngabalin menyinggung gerakan Taliban yang kini berhasil menguasai Afghanistan. Ia ingin Indonesia tidak bernasib serupa.
“Kalau Taliban itu membutuhkan 20 tahun dan menguasai Afghanistan dengan cara kekerasan, dengan cara radikal sebagai organisasi teroris dunia, menjatuhkan harkat dan martabat wibawa Islam yang begitu mulia, saya khawatir 20 tahun yang akan datang itu bagaimana generasi milenial yang akan datang,” ungkapnya.
Ngabalin menegaskan tak akan pernah takut melawan radikalisme di negeri ini. Ia tak masalah dengan serangan-serangan seperti mural dan meme tersebut.
“Saya tidak akan berhenti dan saya tidak akan capek. Saya tidak akan takut kepada siapa pun untuk terus berteriak mendorong pemerintah, dan saya sekarang di pemerintah, mengingatkan umat Islam dan mengingatkan generasiku terhadap bahaya intoleran, bahaya gerakan-gerakan radikalisme di Tanah Air, bahaya menggunakan tafsir-tafsir dan ayat Al-Qur’an untuk melakukan intimidasi terhadap seluruh umat manusia, karena kita beda agama banyak di republik ini,” ungkap Ngabalin. [wip]