(IslamToday ID) – Penjual minyak goreng di pasar tradisional khawatir tergilas dengan penjualan minyak goreng satu harga Rp 14.000 per liter di pasar ritel modern. Pasalnya, penyaluran minyak goreng bersubsidi itu belum sampai di pasar tradisional.
Berdasarkan pantauan, Kamis (20/1/2022), harga minyak goreng curah di Pasar Bata Putih, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan masih dibanderol Rp 20.000 per kilogram (kg). Sementara, harga minyak goreng kemasan mencapai Rp 39.000 per 2 liter.
Saputri (48), salah satu pedagang di Pasar Bata Putih, Kebayoran Lama mengaku belum bisa menjual minyak goreng dengan harga Rp 14.000 per liter. Masalahnya, modal yang ia keluarkan jauh di atas itu.
“Sekarang pasar tradisional sudah tergilas terus, ditambah ada jual online. Kami memang agak tertinggal,” ucapnya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Untuk menyiasatinya, Saputri tidak berani mengambil stok banyak karena pembeli sedang sepi saat ini.
Senada, pedagang lainnya bernama Andi (35) mengatakan lapaknya sepi pembeli imbas dari minyak goreng Rp 14.000 per liter di pasar ritel modern.
Saat ini, ia menjual minyak goreng curah dengan harga Rp 20.000 per kg. Kemudian, minyak goreng kemasan sebesar Rp 22.000 per liter. “Selama harga masih mahal, agak sepi,” katanya.
Meski sepi, ia tetap menjajakan minyak goreng di lapaknya karena terlanjur mengeluarkan modal dalam jumlah besar. “Mau gimana lagi, saya bertahan saja jual segitu karena modalnya sudah mahal,” ujar Andi.
Segendang sepenarian, Sudarti (73), pedagang di Pasar Mampang Prapatan, Jakarta Selatan juga merasa khawatir dengan penyebaran minyak goreng Rp 14.000 yang baru menjangkau pasar ritel modern. “Pasti ada khawatir. Di pasar lebih sepi, orang larinya ke minimarket karena lebih murah,” katanya.
Saat ini, ia menjual minyak goreng curah dengan harga Rp 21.000 per kg. Kemudian, minyak goreng kemasan Rp 21.000 per liter.
Sudarti mengaku sejumlah pelanggan protes dan menanyakan kenapa tak menjual minyak goreng bersubsidi. “Saya hanya jawab, kami tidak tahu karena memang belum ada,” ucapnya.
Kendati demikian, ia mengaku senang jika nanti minyak goreng Rp 14.000 segera dijual di pasar tradisional. Sudarti berharap ada tanda ‘bersubsidi’ pada kemasan minyak goreng agar tak ada pedagang yang menjual dengan harga lebih.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyatakan minyak goreng Rp 14.000 dijual serentak di seluruh ritel modern yang tercatat sebagai anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mulai Rabu (19/1/2022) hingga enam bulan ke depan.
Sementara, penjualan minyak goreng satu harga di pasar tradisional bakal menyusul dengan tenggat waktu satu pekan setelah ketentuan disahkan.
“Kebijakan penyediaan minyak goreng satu harga ini akan dilakukan terlebih dahulu melalui ritel modern yang menjadi anggota Aprindo. Kemudian untuk pasar tradisional akan diberikan waktu satu minggu untuk melakukan penyesuaian kebijakan,” ujar Lutfi. [wip]