(IslamToday ID) – Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi memerintahkan untuk menarik seluruh personelnya dari Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo mulai hari ini, Jumat (11/2/2022). Penarikan pasukan itu seiring dengan telah selesainya pengukuran yang dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).
“Hari ini seluruh personel sudah kita tarik dari Wadas seiring selesainya proses pengukuran oleh BPN,” kata Kapolda.
Disinggung masih adanya polisi Brimob yang datang dengan anjing pelacak, Ia menjelaskan bila hal tersebut adalah langkah penetrasi terhadap tempat-tempat yang rawan dan sifatnya hanya beberapa jam saja.
“Itu hanya penetrasi bilamana ada gangguan kamtibmas. Tidak permanen kok, hanya beberapa jam saja. Saat ini dah clear, posko pun tidak ada,” kata Kapolda seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Iqbal Alqudussy mengatakan anggota yang tersisa di Wadas hanya mereka yang bertugas di wilayah tersebut.
“Sudah sejak kemarin selesai. Untuk 250 anggota pendampingan pengamanan BPN ukur tanah sudah selesai dan sudah kembali ke satuan asal,” kata Iqbal.
Menurutnya, anggota kepolisian yang tersisa di Wadas saat ini berada di bawah kendali Kapolres untuk pemeliharaan situasi kamtibmas di sana.
Meski demikian, Iqbal mengakui bahwa anggota kepolisian juga masih mencoba melakukan komunikasi dengan warga desa yang menerima ataupun menolak tambang di wilayah tersebut.
“Keberadaan (anggota polisi) disesuaikan dengan hakikat karakteristik kerawanan di wilayah tersebut,” jelasnya.
Iqbal pun mengatakan bahwa polisi melakukan kegiatan bakti sosial untuk melakukan pendekatan terhadap warga setempat. “Tolong jangan diplintir-plintir lagi dan percaya dengan medsos, akun provokatif,” tandasnya.
Perwakilan Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa), Insin Sutrisno mengatakan bahwa warga setempat tak berani meninggal rumah sejak Selasa (8/2/2022) lalu saat aparat mengepung desa tersebut.
Warga, katanya, memilih bersembunyi di dalam rumah dan tidak dapat beraktivitas normal. Bahkan, warga pun kesulitan memenuhi kebutuhan hingga tak bisa merawat lahan pertanian serta hewan ternak seperti biasa. [wip]