(IslamToday ID) – Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menyerahkan tambahan data pendukung terkait dugaan kartel atau monopoli perdagangan crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
MAKI melaporkan sembilan perusahaan besar eksportir CPO di Sumatera dan satu perusahaan asing pembeli CPO tersebut. Penyerahan dokumen tersebut sebagai tidak lanjut pelaporan yang sebelumnya telah ia kirimkan.
Koordinator MAKI Boyamin Saiman mengatakan kali ini pihaknya bekerja sama dengan Dirjen Pajak untuk mencatat jumlah pajak yang dibayar sembilan perusahaan tersebut.
“Jadi data-data ini juga berkaitan dengan pajak-pajak itu, data yang saya masukkan. Ini lebih komplit, ada data meski tetap saya inisialkan perusahaannya,” ujarnya seperti dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (21/5/2022).
Sayang, ia tak mau membuka data pajak tersebut. Selain itu, dalam data terbaru yang ia serahkan terdapat profil dari perusahaan serta volume ekspor dari 2021 hingga 2022 ini. Menurut Boyamin, dari data tersebut ada perbandingan jumlah ekspor yang cukup signifikan.
“Data satu, data dua pembanding yang berkaitan dengan devisa,” imbuhnya.
Pada April lalu, Boyamin melaporkan dan menyerahkan dokumen awal terkait dugaan monopoli CPO. Ia menjelaskan sembilan perusahaan itu telah menjual CPO ke luar negeri tanpa membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen dari fasilitas Pusat Logistik Berikat di Pulau Sumatera.
Upaya pengemplangan yang dilakukan diduga menggunakan modus langsung mengekspor tanpa melewati proses industri sebagaimana ketentuan kawasan berikat. Padahal, nilai transaksi ekspor sembilan perusahaan dengan satu perusahaan asing itu mencapai Rp 1,1 triliun.
Tidak hanya itu, Boyamin juga mengatakan sembilan perusahaan itu merupakan perusahaan besar yang memiliki kebun sawit dan pabrik CPO. Bahkan, dua dari sembilan perusahaan itu sudah memiliki fasilitas lengkap dari kebun sawit sampai akses pendistribusian minyak goreng.
Lebih lanjut, ia menuturkan, MAKI mendapatkan data penyelewengan sembilan perusahaan itu dari orang dalam perusahaan sendiri. Dari data tersebut ia melakukan verifikasi, dan hasilnya diklaim akurat.
“Kalau saya buka-bukaan saya dapat bocoran dari orang dalam. Masih banyak orang dalam yang idealis dan kemudian membocorkan ke saya,” pungkas Boyamin. [wip]