(IslamToday ID) – Politikus senior PDIP Masinton Pasaribu menolak tegas wacana tiga periode yang kembali dimunculkan oleh ormas Projo beberapa waktu lalu. Menurutnya, buah dari reformasi dengan lahirnya amandemen UUD 1945 telah menekankan masa jabatan presiden hanya dua periode.
Masinton menjelaskan, pembatasan itu memiliki arti luas agar generasi muda bisa memimpin negara. Regenerasi harus terus tumbuh dalam memimpin negara sehingga tidak ada kekuasaan yang semena-mena.
Masinton khawatir jika muncul wacana presiden tiga periode, nanti ke depannya akan ingin melanjutkan kembali, dan Indonesia kembali pada zaman Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto.
“Kalau sekarang minta tiga periode, apa ada jaminan nanti enggak akan minta empat periode? Maka kita harus berikan kepastian baik generasi saat ini maupun yang akan datang penuhi jalanan bila tiga periode dipaksakan,” ungkap Masinton di acara diskusi Total Politik dengan tema ‘Bangkit Dari Kubur Jokowi 3 Periode’, Ahad (13/6/2022).
Menurutnya, rambu-rambu terkait dengan masa jabatan presiden sudah sangat jelas. Soal ada usulan penambahan masa jabatan, kata Masinton, hanyalah diusulkan oleh pihak-pihak yang berwatak tirani.
Ditanya apakah orang yang berwatak tirani inginkan tiga periode adalah Luhut B Panjaitan, Masinton menjawab diplomatis. “Saya enggak mau nyebut orang, tapi kalau ada yang mau tiga periode itu berwatak tirani,” imbuhnya.
Sementara itu, Bendahara Umum Projo Panel Barus tak sependapat dengan wacana tiga periode. Ia pribadi menilai penambahan masa jabatan 2,5 tahun lebih ideal.
“Sebagai sebuah kemungkinan politik, menurut saya yang lebih masuk akal bukan tiga periode, tapi 2,5 periode, mekanisme 2,5 periode artinya nambah,” ujar Panel. [wip]