(IslamToday ID) – PT Kereta Api Indonesia (KAI) tengah mendorong para investor guna menyerap surat utang senilai Rp 3 triliun yang akan digunakan untuk pengembangan angkutan batubara di Sumatera bagian selatan sebesar Rp 1,815 triliun, pembayaran jatuh tempo obligasi I tahun 2017 seri A sebesar Rp 1 triliun, dan pengadaan sarana KA Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) sebesar Rp 185 miliar.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan penawaran umum kali ini akan digunakan sebaik mungkin dalam rangka peningkatan angkutan kereta api, terutama angkutan barang serta angkutan penumpang.
“Kami akan mencapai pertumbuhan berkelanjutan, sehingga kereta api dapat menjadi tulang punggung transportasi massal yang dapat diandalkan baik untuk angkutan penumpang maupun barang bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujarnya seperti dikutip dari Investing, Jumat (15/7/2022).
Ia menjelaskan, penerbitan surat utang dibantu oleh Penjamin Pelaksana Emisi yaitu Mandiri Sekuritas, CIMB Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas. Total nilai emisi obligasi dan sukuk dengan tenor obligasi 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun.
Obligasi dan sukuk ini mendapatkan peringkat idAA + (Double A plus; Stable) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 13 April 2022. Obligasi dan sukuk terbagi menjadi 2 seri di mana Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon Obligasi dan sukuk 7,45 persen-8,10 persen per tahun, Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon obligasi dan/atau sukuk 7,8 persen-8,5 persen per tahun.
Bunga obligasi dan sukuk dibayarkan triwulan 30/360 sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi dan sukuk.
Ia menambahkan, KAI telah membuktikan diri menjadi salah satu pilar utama layanan transportasi di dalam negeri. Pada 2021 KAI melayani sebanyak 155 juta penumpang dan 50,3 juta ton barang untuk angkutan barang.
“Realisasi semester I tahun 2022 ini, jumlah penumpang KAI telah mencapai 119,8 juta dan volume angkutan barang telah mencapai 26,8 juta ton. Kami yakin jumlah tersebut akan terus tumbuh,” ujar Didiek.
Ia melanjutkan, batubara merupakan komoditi angkutan barang terbesar KAI. Pada tahun 2021, KAI mengangkut 38,36 juta ton batubara, atau 76,32 persen dari total angkutan barang KAI sebesar 50,26 juta ton.
KAI menargetkan volume angkutan batubara menjadi sebanyak 105,25 juta ton di tahun 2027, meningkat 174,38 persen dibanding pencapaian di tahun 2021.
“KAI akan memperbarui sistem persinyalan serta membangun jalur ganda untuk meningkatkan kapasitas lintas, sehingga lebih banyak perjalanan KA yang beroperasi. Selain itu, KAI juga akan melakukan pengembangan pada fasilitas perawatan sarana dan prasarana serta pengembangan stasiun muat dan bongkar. Dengan sarana dan prasarana yang andal maka volume angkutan batubara dapat ditingkatkan,” paparnya.
Adapun pengadaan sarana KA BIAS ditujukan sebagai dukungan KAI terhadap rencana pemerintah dalam proyek strategis nasional pada pengembangan transportasi berbasis rel dari dan menuju bandara. KAI akan mengadakan sebanyak 4 trainset, dimana 1 trainsetnya terdiri dari 4 unit kereta. [wip]