(IslamToday ID) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan jumlah warga yang pernah menjadi suspek cacar monyet atau monkeypox di Indonesia sebanyak 17 orang. Namun seluruh hasil pemeriksaan 17 warga tersebut dinyatakan negatif cacar monyet, sehingga statusnya berubah menjadi discarded.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan, pemeriksaan laboratorium untuk mengidentifikasi cacar monyet dilakukan dengan dua skema. Yakni pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dan pemeriksaan lesi kulit.
“Sekarang sudah ada 17, semua dia suspek. Begitu dicek dengan PCR negatif, jadi 17 itu discarded,” kata Syahril dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (10/8/2022).
Adapun gejala klinis yang dialami 10 suspek sebelumnya mirip dengan gejala cacar monyet yang terjadi di beberapa negara lainnya. Di antaranya demam, timbul ruam di kulit, hingga munculnya vesikel di bagian tangan dan kaki.
Syahril memastikan pihaknya akan tetap berupaya memperkuat mitigasi seperti pemeriksaan di pintu masuk Indonesia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu sebelumnya juga telah menyatakan Kemenkes bakal memperkuat dan memperbanyak aktivitas surveilans pada kelompok gay di Indonesia. Surveilans akan dilakukan bekerja sama dengan sejumlah pihak seperti LSM di Indonesia.
Upaya mitigasi itu dilakukan lantaran laporan dari sejumlah negara sebagian besar yang terinfeksi cacar monyet adalah pria gay.
“Pada komunitas saat ini sesuai data kasus yang paling banyak di dunia pada kelompok gay, maka kami akan melakukan surveilans ketat pada kelompok ini bekerja sama dengan beberapa organisasi atau LSM,” ujar Maxi. [wip]