(IslamToday ID) – Presiden Jokowi dikabarkan setuju untuk mengimpor minyak dari Rusia karena lebih murah dibandingkan harga pasar internasional. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno melalui Instagram-nya @sandiuno, Sabtu (20/8/2022).
Menurutnya, harga minyak Rusia lebih murah 30 persen dibandingkan dengan harga internasional. Hal itu membuat Jokowi tertarik untuk mengimpor minyak dari Negeri Beruang Merah.
“Rusia nawarin ke kita, eh lu mau nggak India sudah ambil nih minyak kita harganya 30 persen lebih murah daripada harga pasar internasional. Kalau buat teman-teman CEO Mastermind ambil gak? Ambil. Pak Jokowi pikir yang sama, ambil,” ungkap Sandiaga.
Meski lebih murah dari harga pasar, Rusia diduga tetap mendapatkan untung sebesar 6 miliar dolar AS per hari. Sementara, biaya untuk perang dengan Ukraina hanya 1 miliar dolar AS per hari. “Jadi Rusia setiap hari profit 5 miliar dolar AS,” imbuh Sandiaga dikutip dari CNN Indonesia.
Namun, ia mengakui beberapa pihak masih ragu untuk mengimpor minyak dari Rusia karena takut diembargo oleh Amerika Serikat (AS). Maklum, setiap pengiriman dolar AS harus dikontrol oleh Negeri Paman Sam.
“Ada yang tidak setuju, takut diembargo Amerika. Ya biarin sajalah kalau diembargo, paling tidak bisa makan McDonald, makan Baba Rafi (kebab) lah,” ungkap Sandiaga.
“Memang tantangannya karena Barat (AS) ini kan mau bagaimana pun juga mereka kontrol teknologi, payment. Setiap pengiriman dolar AS harus lewat New York,” tambahnya.
Ia menjelaskan, kalau bank di Indonesia dikeluarkan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT), maka bank asal Indonesia tak bisa mengirim dolar AS.
“Kata Rusia tidak perlu takut, bayar pakai rubel saja. Konversi rupiah ke rubel, nah ini teman-teman di sektor keuangan lagi menghitung,” kata Sandiaga.
SWIFT merupakan sistem yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan dunia, sehingga bank dapat mengirim dan menerima pesan transaksi dengan cepat dan aman. Dengan SWIFT, transaksi keuangan saat ini dapat dilakukan antar negara bahkan antar benua.
Sebelumya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati sempat membuka peluang membeli minyak mentah dari Rusia di tengah rentetan sanksi ekonomi dari negara Barat.
“Di saat harga sekarang, situasi geopolitik, kami melihat ada opportunity untuk membeli dari Rusia dengan harga yang baik,” ucap Nicke pada Maret 2022 lalu.
Namun, Pertamina membatalkan rencana itu karena stok BBM di kilang-kilang masih cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. [wip]