(IslamToday ID) – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan subsidi energi akan tetap bengkak dari Rp 502 triliun menjadi Rp 650 triliun meski pemerintah sudah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite, solar, dan pertamax.
Menurut Sri Mulyani, lonjakan subsidi itu disebabkan oleh harga minyak mentah dan fluktuasi nilai tukar. Ia mengatakan, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) saat ini mencapai 100 dolar AS per barel dengan kurs Rp 14.450.
Kemudian, volume dari pertalite diperkirakan mencapai 23 juta kilo liter dan solar bersubsidi 15 juta kilo liter.
Berdasarkan hitungan Kementerian Keuangan, subsidi energi minimal naik menjadi Rp 591 triliun jika rata-rata harga ICP sebesar 85 dolar AS per barel. Sementara, jika rata-rata ICP sebesar 99 dolar AS per barel, maka subsidi energi tembus Rp 605 triliun.
“Apabila harga rata-rata ICP setahun masih di atas 100 dolar AS per barel, maka total subsidi BBM masih akan mencapai Rp 649 triliun,” katanya dikutip dari CNN Indonesia.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menambahkan dengan kenaikan pertalite dan solar lonjakan subsidi akan ada di kisaran Rp 650 triliun. “Jadi, subsidinya masih besar sekali sebenarnya,” ujarnya dikutip dari CNBC TV, Senin (5/9/2022).
Ia mengatakan kenaikan harga BBM akan mempengaruhi alokasi APBN selama empat bulan ke depan. Oleh karena itu, APBN akan tetap dialokasikan sebesar Rp 650 triliun untuk subsidi BBM hingga akhir tahun.
Suahasil menambahkan perkiraan subsidi Rp 650 triliun tersebut dihitung berdasarkan kuota pertalite dan solar yang baru.
“Artinya, pertalite tadinya kita perkirakan hanya 23 juta kiloliter sudah kita naikkan jadi 29 juta kilo liter. Kalau solar yang tadinya kita perkirakan 15 juta kilo liter, sudah kita naikkan jadi 17,4 juta kilo liter,” ungkap Suahasil.
Sebelumnya, Presiden Jokowi resmi menaikkan harga BBM bersubsidi, yakni pertalite dan solar. Jokowi mengatakan kebijakan menaikkan harga BBM terkait dengan peningkatan subsidi dari APBN.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pertalite naik menjadi Rp 10.000 dan solar menjadi Rp 6.800 per liter. “Pemerintah memutuskan menyesuaikan harga BBM subsidi pertalite menjadi Rp 10.000, kemudian solar subsidi Rp 6.800 per liter,” imbuhnya. [wip]