(IslamToday ID) – Analis politik Ray Rangkuti mengkritik sikap partai-partai di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang akan bergabung dalam pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran.
Ray mengatakan tindakan bergabung dengan lawan politik tersebut sama saja tidak menghormati rakyat yang telah memberikan suaranya kepada calon yang mereka usung.
“Partai-partai yang tidak mengusung Prabowo-Gibran sudah semestinya menjaga amanah pemilihnya dengan tidak bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran,” kata Ray dikutip dari Tempo, Senin (29/4/2024).
Apalagi, kata Ray, jumlah orang yang tidak memilih Prabowo-Gibran masih sangat substansial. Dalam Pilpres 2024, ia menyoroti bahwa duet Menteri Pertahanan dan putra Presiden Jokowi itu mendapatkan 58 persen suara. Sementara itu, masih ada sekitar 42 persen lainnya yang tidak memilih mereka.
Atas dasar itu, Ray mengatakan partai-partai politik harus menghormati suara yang berbeda itu. “Artinya, mereka (42 persen pemilih) memilih untuk berseberangan dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Alias berada di posisi oposisi,” ucapnya.
Ray berujar sebaiknya Prabowo-Gibran tidak lagi mengajak atau merayu partai-partai yang di luar koalisinya. Sebab, ujarnya, mandat yang diberikan oleh rakyat kepada mereka tidak untuk ditawar-tawarkan dengan kursi kabinet atau tawaran kekuasaan lainnya.
Selain itu, membiarkan partai-partai berada di luar pemerintahan akan membangun tradisi demokrasi yang sehat.
Sebaliknya, Ray meminta agar para partai non koalisi Prabowo-Gibran tidak bergabung dengan pemerintahan keduanya nanti. “Khususnya tiga partai politik yang mengusung perubahan. Partai-partai ini sama sekali tidak memiliki dasar moral dan lainnya untuk bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran,” katanya.
Ray juga menyoroti partai-partai yang langsung mengucapkan selamat ke Prabowo-Gibran setelah penetapan KPU. Menurutnya, memberi penghormatan kepada lawan politik adalah sah-sah saja. Namun, penghormatan juga harus diberikan kepada rakyat yang tidak memilih mereka dengan cara tidak serta-merta berganti haluan politik.
Ray turut meminta semua pihak untuk move on atau melangkah maju setelah Pilpres 2024 usai. “Pemilu sudah selesai, Prabowo-Gibran sudah mendapat 58 persen suara. Saatnya move on, yang menang berkuasa, yang kalah beroposisi!” pungkasnya. [wip]