ITD NEWS— Para buruh tengah dibuat pening dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM Subsidi jenis Pertalite dan Solar. Mereka khawatir dengan nasib mereka yang kian terhimpit di tengah naiknya harga sejumlah bahan pangan.
“Apalagi diumumkannya kenaikan harga BBM kemarin, harga-harga bahan pokok akan melambung tinggi diikuti dengan inflasi,” kata Ketua Umum DPD Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jawa Barat, Roy Jinto Ferianto seperti dikutip dari kompascom edisi Ahad (4/9/2022).
Roy menuturkan kebijakan pemerintah tersebut semakin memperlihatkan ketidakberpihakan pemerintah kepada kaum buruh. Nasib buruh mulai terpinggirkan pasca disahkannya UU Cipta Kerja pada 5 Oktober 2020.
Pemerintah bahkan membiarkan buruh menderita di tengah-tengah pandemi Covid-19. Keterpurukan ekonomi selama pandemi diperparah dengan tidak naiknya upah buruh pada tahun 2022.
“Apalagi tahun 2022 pemerintah menetapkan upah berdasarkan PP 36 Tahun 2022 tentang Pengupahan yang membuat upah buruh tidak naik,” tutur Roy.
Roy mengeluhkan bagaimana dampak kenaikan BBM terhadap kehidupan sehari-hari mereka. Mereka harus mengeluarkan biaya ekstra untuk transportasi dan pemenuhan pangan.
Nasib buruh yang kiat sulit ini membuat para buruh menolak kebijakan pemerintah menaikan harga BBM Subsidi.
“Nasib buruh semakin sulit. Oleh karena itu, kami KSPI menolak kenaikan harga BBM dan akan melakukan aksi,” tegas Roy. (Kukuh)