(IslamToday ID) – Pengamat politik Rocky Gerung bersuara perihal munculnya wacana presiden dua periode boleh mencalonkan lagi menjadi wakil presiden (wapres). Menurutnya, wacana itu adalah penghinaan terhadap etika politik.
Menurut Rocky, munculnya wacana presiden dua periode boleh maju menjadi calon wapres tak lepas dari persaingan politik antara Presiden Jokowi dan PDIP dalam hal ini Ketum Megawati Soekarnoputri.
“Kalau seperti ini kok jadi merasa kayak gak ada kader, bahkan yang sudah kedaluwarsa bisa disulap (dicalonkan) lagi,” kata Rocky dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (16/9/2022).
“Jadi ini karena persaingan politik antara Jokowi dan PDIP, maka Pak Jokowi merasa harus terus menerus di pusaran politik. Sedangkan Megawati bilang ya sudah yang tidak bermutu gak usah ikut-ikutan,” tambahnya.
Rocky mengatakan akan aneh jika Jokowi maju sebagai calon wakil presiden (Cawapres), sementara untuk saat ini dia sudah di puncak kekuasaan politik. “Lalu orang bertanya, dia (Jokowi) akan jadi Wapresnya siapa? Ganjar-Jokowi, dengan Jokowi Wapresnya? Atau Puan-Jokowi, atau Prabowo-Jokowi?” katanya.
Rocky kemudian menyebut bahwa persaingan politik antara Jokowi dengan Megawati juga sudah memakan korban, salah satuny adalah dicopotnya Suharso Monoarfa dari Ketum PPP.
“Persaingan ini menyebabkan banyak korban termasuk Suharso Monoarfa. Perahu KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) sebenarnya dikhawatirkan oleh Megawati. Megawati membocorkan perahu KIB agar supaya tenggelam. Apa itu KIB, Koalisi Indonesia Bocor,” jelas Rocky seraya berkelakar.
Indikasi Megawati membocorkan KIB adalah begitu cepatnya surat pergantian Suharso Monoarfa ditandatangani Kemenkumham. Seperti diketahui Menkumham Yasonna Laoly adalah kader PDIP yang notabene bakal patuh pada Megawati.
“Memang ada kepentingan PDIP untuk menggusur Suharso Monoarfa di dalam persaingan politik itu. Indikasinya begitu cepatnya disahkan (pemberhentian) oleh menteri yang dari PDIP itu,” ujar Rocky.
Ia pun menyarankan jika Jokowi terkejut dengan begitu cepatnya surat pengesahan penggantian Suharso Monoarfa, maka tinggal memanggil Yasonna Laoly.
“Jadi polarisasi antara Jokowi dengan Megawati itu yang menjadi biang dari kekacauan kelembagaan politik, dan Suharso Monoarfa tahu soal itu. Dan PDIP tetap anggap KIB ini adalah musuh dalam selimut,” pungkas Rocky. [wip]