(IslamToday ID) – Partai Demokrat menilai pernyataan politikus Nasdem Zulfan Lindan soal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai antitesis Presiden Jokowi sah-sah saja. Demokrat memiliki pandangan sendiri terkait pernyataan Anies antitesis Jokowi.
“Terkait argumentasi atau pandangan bahwa Mas Anies sebagai antitesis Pak Jokowi pun sah-sah saja. Publik akan menilai dan menguji kualitas argumentasi ini dari apa yang disampaikan dan diterangkan, bahwa Mas Anies merupakan antitesis Pak Jokowi,” kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani dikutip dari DetikCom, Kamis (13/10/2022).
Demokrat sepakat bahwa Anies adalah antitesis Jokowi, sebab sejumlah janji kampanye Jokowi tak terealisasi. Sementara yang tak dijanjikan justru menjadi prioritas dan terus dikembangkan.
“Kami pun memiliki pandangan yang sama bahwa Mas Anies adalah antitesis Pak Jokowi. Jika catatan dan memori publik bahwa tak satu pun janji kampanye Pak Jokowi yang terealisasi mulai dari mobil Esemka, membeli kembali Indosat, tol laut, ekonomi yang akan meroket, penguatan KPK, kereta cepat tanpa menggunakan APBN dan sebagainya. Malah agenda pemindahan IKN yang tak pernah diucapkan ke publik yang dijadikan prioritas, padahal belum mendesak dan waktunya belum pas,” beber Kamhar.
Sedangkan Anies, menurut Demokrat melunasi janji kampanye. Demokrat juga mengungkit Anies menuntaskan masa jabatan gubernur DKI Jakarta, sementara Jokowi tak menuntaskannya.
“Mas Anies sebaliknya, the man of integrity. Sesuai dan selaras antara perkataan dan perbuatan. Segala janji di masa kampanye bisa ditunaikan dan dilunasi. Sukses membawa Jakarta menjadi kota kelas dunia dan bahagia warganya. Mas Anies memiliki konsep, perencanaan, dan kemampuan eksekusi yang memadai,” ucap Kamhar.
“Selain itu, bagi warga Jakarta tentu mencatat bahwa Pak Jokowi tak menyelesaikan tugasnya memimpin Jakarta, menjadi Gubernur DKI hanya untuk batu loncatan Pilpres yang dibumbui beragam pencitraan, mulai dari masuk gorong-gorong hingga janji mengatasi banjir yang juga hanya sekadar janji. Berkebalikan dengan Mas Anies yang mengemban tanggung jawab sampai selesai,” imbuhnya.
Pernyataan elite Demokrat tersebut langsung mendapat tanggapan dari senior PDIP Hendrawan Supratikno. Ia mengatakan pernyataan Demokrat soal janji kampanye Jokowi tak jujur.
“Penggambaran yang simplistik dan tidak jujur. Yang jujur, yang senyatanya terjadi, selalu ada janji politik yang bisa digenapi, dan ada janji yang tidak terlunasi,” katanya.
“Tinggal proporsi dan bobotnya saja ditimbang dengan objektif. Kalau lebih banyak yang tidak ditepati, pemimpin tersebut tidak akan menorehkan legacy yang kuat,” imbuhnya.
Hendrawan mempersilakan pihak manapun mengkaji Anies dan Jokowi dalam konteks tesis dan antitesis. Ia menggambarkan Jokowi sebagai sosok yang bekerja, sedangkan Anies konseptual, sehingga perlu kerja sama.
“Silakan Jokowi dan Anies dianalisis dalam spektrum tesis-antitesis. Yang satu Aristotelian (kerja), lainnya Platonian (gagasan). Untuk konteks Indonesia yang akan menang sintesis, perpaduan dua kutub dalam harmoni, gotong-royong,” ujarnya.
Hendrawan memberikan pesan bahwa pihak manapun harus bersikap jujur dan tak haus akan kekuasaan. Bahwa segala sesuatunya dapat dilihat dalam bingkai kontekstual. “Jangan karena dahaga elektoral, kita melihat tokoh atau dunia secara hitam-putih. Itu sikap yang tidak jujur,” imbuhnya. [wip]