(IslamToday ID) – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menceritakan kelahiran dirinya ketika Indonesia tengah berjuang mempertahankan kemerdekaan dari Belanda. Awalnya, Megawati bercerita, kelahiran dirinya pada 23 Januari 1947 di Istana Kepresidenan Yogyakarta langsung disusul munculnya sebuah pengumuman iklan.
“Bukan mau menyombongkan diri, dari saya lahir itu saja disebut sudah anak presiden. Itu ada lho pengumumannya, saya ndak tahu saya simpan di mana, jadi iklan, rupanya dulu pakai iklan, saya dapat,” kata Megawati dalam acara ‘Rosi’ di Kompas TV, dikutip Sabtu (14/1/2023).
Seingatnya, Megawati mengatakan, isi pengumuman iklan itu mengenai ucap syukur atas kelahiran anak perempuan pertama ayahnya yang tak lain adalah Presiden pertama Soekarno. “Kan dulu Presiden (Soekarno) saja paduka yang mulia dengan mengucapkan rasa apa begitu. Ingat saya begitu, telah lahir anak perempuan bla bla bla,” ujar Megawati dikutip dari Kompas.
Megawati pun menyebut dirinya menjadi satu-satunya anak presiden Indonesia yang dilahirkan di Istana Kepresidenan. Menurutnya, tidak ada anak presiden Indonesia selain dirinya yang lahir di Istana Kepresidenan.
Oleh sebab itu, Megawati pun merasa bahwa kelahirannya di Istana Kepresidenan membuatnya mempunyai cara pandang yang berbeda dengan dunia politik. “Dengan begitu mungkin ya membuat saya itu melihat berpolitik mungkin beda sama orang. Karena artinya apa? Kembali, saya tidak berniat menyombongkan diri, ini karena kalau dilihat anak presiden yang lahir di Istana itu hanya dari bapak saya lho,” terangnya.
“Presiden pertama Republik Indonesia dengan segala hormat pada yang lain, enggak ada lho yang melahirkan di Istana, coba saja lihat kalau saya ini ngomongnya benar enggak,” sambung Megawati.
Ia juga bercerita mengenai beberapa tahun setelah kelahirannya di Istana Kepresidenan langsung meletus Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Peristiwa ini merupakan pendudukan Belanda terhadap Yogyakarta yang kala itu berstatus sebagai ibukota negara Indonesia.
Dalam serangan tersebut, Megawati bercerita bahwa sang ibu, Fatmawati membuka dapur umum di Istana Kepresidenan untuk meracik makanan yang diperuntukan bagi para pejuang. Bahkan, Megawati, Fatmawati yang notabene ibu negara turun langsung ke pasar untuk membeli bahan makanan yang siap untuk diolah.
“Mana ada first lady (Fatmawati) pergi ke pasar. Saya waktu Hari Ibu karena di Bengkulu diminta memberikan masukan mengenai siapa Ibu Fatmawati. Jadi saya bilang, ibu saya dulu mengapa kata saya ibu saya hampir saja keguguran karena ibu saya waktu itu sampai ada sebutan Serangan 1 Maret,” jelas Megawati.
“Waktu itu kan Jogja dihantam oleh Belanda yang waktu itu masuk berbarengan dengan Sekutu, makanya mesti tahu sejarah. Jadi ibu saya bikin dapur umum di Istana,” imbuhnya. [wip]