(IslamToday ID) – Komisi VII DPR RI mempertanyakan program hilirisasi hasil tambang yang selalu “nyaring” didengungkan oleh Presiden Jokowi. Mereka menuntut kepada holding BUMN industri pertambangan Mining Industry Indonesia alias MIND ID untuk memberi bukti.
“Saya khawatir, Pak Jokowi ini setiap hari ngomong hilirisasi sampai saya sendiri bosan, tapi faktanya tidak ada. Itu yang menjadi kekhawatiran saya,” kata anggota Komisi VII dari Fraksi PKB Abdul Kadir Karding dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan MIND ID dan PT Freeport Indonesia, Senin (6/2/2023).
Ia mencontohkan, misalnya ketika bicara kendaraan listrik sudah sejauh apa progresnya dan di mana saja. Ia menegaskan perlu dijelaskan secara rinci bagaimana kelanjutan hilirisasi RI.
Senada, politisi Partai Demokrat Muhammad Nasir menegaskan apa yang disampaikan MIND ID hingga Freeport soal proyek smelter untuk hilirisasi adalah cerita bohong semata. “Saya minta tindakan tegas dari Komisi VII. Smelter yang dibangun ini apa sih turunannya? Apa profitnya? Kalau enggak, kan cerita bohong ini semua,” tegas Nasir.
“MIND ID kami minta diaudit. Cerita-cerita baterai (listrik) tadi hilangkan saja, cerita bohong semua itu, gak jelas. Besarkan tambang saja yang bagus-bagus,” sambungnya dikutip dari CNN Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menjelaskan membangun aset hilirisasi global menjadi salah satu pilar perusahaan. Ia menegaskan ini merupakan amanah dari pemerintah kepada perusahaan plat merah tersebut.
“Contohnya melakukan kegiatan, seperti smelter alumina. Kami melakukan pot upgrading di Inalum, kami juga membangun smelter tembaga di Gresik, melakukan proyek-proyek yang sekarang sudah dalam tahap commissioning dan comercial operation, seperti full commissioning ausmelt timah sudah berhasil dilakukan di Desember 2022,” jelas Hendi.
Selain itu, ia menekankan pihaknya menjalankan titah Presiden Jokowi melalui pengembangan smelter yang akan memproduksi bahan baku untuk proses lanjutan dalam rangka pembuatan prekursor katoda. Ini dibutuhkan dalam tahap akhir pembangunan proyek baterai kendaraan listrik.
Ia juga menegaskan hampir seluruh sumber daya yang dikelola di grup MIND ID akan berperan dalam pembuatan kendaraan listrik, yakni timah, alumunium, tembaga, nikel, dan bahkan batubara.
“Batubara dapat diolah menjadi graphite yang mengambil komposisi sekitar 17 persen, nikel sekitar 16 persen, tembaga sekitar 12 persen, alumunium sekitar 18 persen, dan timah sekitar 7 persen,” jelasnya.
Hendi menegaskan MIND ID bakal terlibat mulai dari hulu, yaitu di pembangunan smelter, ikut serta dalam pengembangan pabrik prekursor katoda, dan cucu perusahaan MIND ID yakni Indonesia Battery Corporation (IBC) yang sudah berpartisipasi di pengembangan baterai listrik dengan LG. [wip]