(IslamToday ID) – Status operasi di Nduga, Papua Pegunungan ditingkatkan menjadi siaga tempur imbas serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menyebabkan 1 prajurit gugur, 4 luka-luka, dan 4 lainnya hilang. Hal itu ditegaskan oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat menggelar jumpa pers di Mimika, Papua Tengah, Selasa (18/4/2023).
“Dari awal saya sudah katakan kita akan melakukan operasi penegakan hukum, yakni dengan cara soft approach. Tapi dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu, ya kita ubah operasinya menjadi operasi siaga tempur,” kata Yudo dikutip dari DetikCom.
Ia menjelaskan, peningkatan status operasi ini untuk meningkatkan naluri bertempur prajurit. Ia lalu membandingkan status operasi yang dilakukan di Laut Natuna.
“Jadi kalau TNI di Laut Natuna itu operasi siaga tempur laut. Nah, kalau di sini ada operasi siaga tempur darat. Artinya, ditingkatkan dari soft approach menjadi operasi siaga tempur. Agar apa, pasukan kita terbangunkan naluri tempurnya,” tegasnya.
Namun Yudo menuturkan operasi humanis tetap dilakukan untuk seluruh masyarakat Papua. Hal itu dilakukan untuk bersama-sama TNI dan masyarakat menjaga keamanan.
“Saya jelaskan operasi humanis itu bukan untuk KKB. Itu untuk semua masyarakat Papua di daerah operasi. Tapi kalau KKB melakukan kontak tembak kita humanis, ya habis kita,” tegasnya.
Yudo juga membantah kabar 6 prajurit gugur diserang KKB di Nduga, Papua Pegunungan, yang disampaikan anggota Komisi I DPR RI Yan Mandenas. Ia menegaskan korban meninggal dalam insiden ini adalah Pratu Miftahul Arifin. “Pasukan kita cuma 1 meninggal,” katanya.
Yudo menambahkan, serangan KKB juga mengakibatkan 4 prajurit luka kena tembak. Namun ia memastikan keempatnya sudah dievakuasi dan mendapat perawatan. “Ada 4 orang yang terkena tembak dan semua sudah berhasil dievakuasi dan Alhamdulillah mereka selamat semua,” tuturnya.
Sementara, ada 4 personel lainnya yang dilaporkan hilang. Keberadaannya belum diketahui hingga saat ini. “Dan yang masih belum terkonfirmasi sampai saat ini masih ada 4 personel,” tambah Yudo.
Ia menekankan pihaknya baru mengungkapkan jumlah korban atas penyerangan KKB sampai informasi yang diterima jelas. “Jadi itu informasi yang perlu kita sampaikan dari informasi simpang siur. Jadi sudah jelas,” pungkasnya. [wip]