(Islam Today ID) – Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP), Ahmad Basarah, mengatakan bahwa pihaknya menghormati Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia. PDIP juga kerap bekerja sama dengan kader-kader NU.
Salah satunya adalah Hamzah Haz yang menjadi wakil presiden dari Megawati Soekarnoputri pada periode 2001-2004. Kerja sama dengan NU berlanjut pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, ketika Megawati berpasangan dengan Hasyim Muzadi.
“Sekarang pun Pak Jokowi bersama Kiai Ma’ruf Amin juga tokoh NU. Jadi, memang NU adalah sumber kawah candradimuka calon-calon pemimpin bangsa,” ujar Basarah di Sekretariat Pusat Koordinasi Relawan Pilpres DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (12/5).
Basarah menyebut meski PDIP tak menarik NU ke ranah politik, pihaknya tetap menjalin hubungan yang baik dengan organisasi tersebut. Ia menyinggung kerja sama antara pemimpin PDIP dengan tokoh NU dalam mengelola pemerintahan.
“Dan PDIP menghargai dan menghormati eksistensi NU sebagai ormas keagamaan. Oleh karena itu, PDIP tidak akan menarik NU ke dalam pusaran politik karena kita menghormati betul. Namun demikian, kami harus mengakui bahwa dalam perjalanan panjang kerja sama politik kekuatan nasionalis seperti PDIP itu banyak dilakukan bersama dengan kader-kader NU,” ujar Basarah.
PDIP dan Megawati juga memiliki komunikasi yang bagus dengan Nahdlatul Ulama. Namun, terkait peluang kader NU menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Ganjar Pranowo, hal tersebut harus melalui pembahasan yang panjang.
“Prosesnya masih cukup panjang. Kewenangan itu ada pada Ibu Mega, tentu bersama ketua umum parpol peserta kerja sama politik lainnya, akan berdiskusi dengan Pak Jokowi dalam kapasitas sebagai kader PDI Perjuangan,” ujar Basarah.
“Saya kira otoritas itu ada pada Ibu Mega. Kita tunggu bulan, hari, jam, atau tanggal baiknya,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pembahasan cawapres untuk Ganjar Pranowo masih dinamis. Namun, ia menyebut bahwa hal tersebut sempat dibahas oleh Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka.
“Sebagaimana diketahui, ketika Ibu Megawati Soekarnoputri bersama Bapak Presiden Jokowi bertemu di Istana Merdeka selama tiga jam di situ juga sudah dibahas figur-figur siapa dari cawapres,” ujar Hasto di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Senin (8/5).
Megawati juga sempat menyinggung adanya 10 sosok cawapres untuk Ganjar dalam pertemuannya dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia menjelaskan, PDIP mengedepankan prinsip musyawarah dan gotong royong dalam pembahasan cawapres tersebut.
“Tentu saja akan dicari pendamping terbaik sebagai pasangan dwitunggal dengan Bapak Ganjar Pranowo,” ujar Hasto.[MU]