(IslamToday ID) – Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono menyoroti kebijakan Menko Marves Luhut Pandjaitan yang merekrut tenaga kerja asing untuk mengawasi proyek Ibukota Negara (IKN) Nusantara. Ia menilai hal itu berlebihan dan merendahkan kemampuan tenaga ahli dalam negeri.
“Terlalu berlebihan dan merendahkan kemampuan tenaga ahli bangsa sendiri, apabila pengawasan pembangunan IKN menggunakan tenaga ahli asing (bule) seperti yang disampaikan Pak Luhut Menko Marves,” kata Nusyirwan dalam keterangannya, Senin (12/6/2023).
Ia lantas membeberkan sejumlah program besar yang berhasil meskipun diawasi oleh tenaga pengawas dalam negeri. Ia menilai seluruh program pembangunan harus fokus mencapai Indonesia maju termasuk dengan sumber daya manusia (SDM) di dalamnya.
“Sebagai contoh LRT Jabodebek, fasilitas Asian Games dan lain-lain. Seluruh program pembangunan juga harus menjadi bagian dari konsolidasi untuk mencapai Indonesia negara maju, termasuk SDM-nya,” ucapnya dikutip dari DetikCom.
Nusyirwan mengatakan Luhut bukan termasuk bagian dalam penanganan IKN. Ia menyebut pembangunan IKN itu membutuhkan keamanan, dan tidak tepat jika menggunakan pengawas asing.
“Pak Luhut bukan bagian yang menangani pembangunan IKN. Menurut Kementerian PUPR tidak ada hal yang meragukan, berjalan sesuai rencana, dan IKN tentu membutuhkan faktor keamanan, tidak tepat menggunakan pengawas asing. IKN juga menjadi cermin kekuatan bangsa, khususnya kemampuan dan keahlian dalam pembangunan,” ucapnya.
Kritik yang sama juga dilontarkan oleh PKS. Menurut Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal, harusnya kesempatan itu diberikan kepada anak bangsa sendiri.
“Beri kepercayaan kepada anak bangsa, Indonesia banyak SDM berkualitas, banyak juga diaspora dan ekspatriat Indonesia yang saat ini bekerja di luar negeri karena keahliannya. Seharusnya peluang ini dibuka dan diprioritaskan kepada anak bangsa,” kata Iqbal, Jumat (9/6/2023).
“Di samping itu, kampus-kampus berbasis teknologi Indonesia juga banyak yang berkualitas, hanya kurang kesempatan. Harusnya pembangunan IKN juga menjadi momen pemberdayaan anak bangsa,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Iqbal juga menyebut anak bangsa lebih memahami kondisi alam dan lingkungan Indonesia. “Anak bangsa lebih paham alam dan lingkungan Indonesia dibandingkan orang asing,” imbuhnya.
Ia juga menyanggah alasan Luhut yang menyebut orang bule dilibatkan agar proyek IKN jadi berkualitas. Menurutnya, kualitas tidak hanya diukur dari pengawasnya. “Kualitas tidak hanya dilihat dari siapa pengawasnya, tetapi dari perencanaan dan kajian yang mendalam serta bebas dari korupsi. IKN proyek kilat sehingga semuanya tidak terencana dengan baik,” ujarnya. [wip]