(IslamToday ID)— Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengungkapkan rencana pemerintah untuk impor beras 1juta ton dari China. Rencana tersebut akan dilakukan pemerintah pada tahun 2024 mendatang.
Ia mengungkapkan rencana impor ini dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi bencana banjir dan gagal panen. Sebelumnya pemerintah telah menetapkan impor beras sebanyak 2juta ton beras pada tahun 2023 ini.
“Kejadian cuaca, banjir, gagal panen di mana-mana beberapa wilayah yang menjadi produksi beras akhirnya kita kurang, mau tidak mau kita mulai (impor beras). Kita impor mulai tahun lalu akhir 2022. Tapi, ternyata berkepanjangan masalah cuaca, produksinya menurun, kita ditugaskan 2 juta (2023),” kata Budi dilansir dari cnnindonesia, 25 September 2023.
Budi mengungkapkan jika impor beras 1juta ton beras akan didatangkan langsung dari China. Pemerintah tak lagi melakukan impor ke negara-negara seperti Thailand, Vietnam serta Pakistan.
“Berarti kalau ada penugasan nanti ke saya (Bulog) 1 juta lagi, saya akan ambil dari negara China. Karena China sudah siapkan 1 juta (ton). Jadi saya tidak ngambil dari Thailand, tidak ngambil dari Vietnam atau negara-negara yang kemarin, Pakistan termasuk,” ungkap Budi.
Sebelumnya Presiden Jokowi telah memberikan sinyal rencana impor beras untuk pengadaan tahun 2024 mendatang. Ia mengaku telah melakukan berkomunikasi dengan sejumlah negara, selanjutnya negosiasi akan dilakukan oleh Bulog.
“Saya sudah berbicara dengan banyak tapi kan belum putus, sehingga saya ini berbicara dengan kepala negara, kepala pemerintahan, kemudian ditindaklanjuti negosiasinya oleh Bulog,” kata Jokowi dilansir dari cnbcindonesia, 11 September 2023.
Kritik Ombudsman
Ombudsman mengkritik wacana impor beras yang dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan impor selalu muncul di tahun politik menyisakan tanda tanya besar.
“Saya juga bingung kenapa setiap tahun politik selalu impor, apakah ini sudah ada rumus, desain?,” ujar Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika dilansir dari rmolid, 18 September 2023.
Yeka mengungkapkan dugaanya terkait adanya permainan dalam kebijakan impor beras. Meskipun pada saat yang sama gabah dan beras mengalami kenaikan akibat kelangkaan.
“Apakah memang itu terjadi karena ada ‘madu’ di sana, gitu kan? Saya belum bisa memastikan. Tapi hari ini yang terkonfirmasi gabah sulit, harga naik. Oleh karena itu, dua ini yang harus diselesaikan,” tutur Yeka. [khs]