(Islam Today ID) – Bacawapres dari Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengaku tak khawatir jika suara PKB di jawa timur terpecah karena Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi cawapres pasangan lain.
Cak imin mengatakan Pemilu dari tahun ke tahun membuktikan bahwa Jawa Timur merupakan kandang PKB dan tidak akan berkurang siapapun lawannya.
“Yang penting dalam sejarah perjuangan pilpres PKB, Jawa Timur selalu menjadi kandang kekuatan utama PKB,” kata Cak Imin, Jumat (13/10/23).
Cak Imin juga mengatakan bahwa tak mempermasalahan jika suara nahdiyyin di jawa timur terpecah, menurutnya hal tersebut adalah bagian dari demokrasi.
“Ya tentu sebagai bagian dari demokrasi ya bebas-bebas aja. Bagian dari demokrasi tentu perbedaan pilihan wajar,” pungkasnya di lansir dari Monitorindonesia.
Di sisi lain, Sebelumnya, Prabowo Subianto mengungkapkan, pembahasan mengenai cawapres akhirnya dikerucutkan menjadi empat nama.
Prabowo enggan membeberkan empat nama yang bakal menjadi cawapresnya nanti. Namun, Prabowo mengungkapkan empat kandidat itu berdasarkan daerah kelahirannya.
“Empat nama yang bisa sampaikan adalah satu calon dari luar Jawa, satu calon dari Jawa Barat, satu calon dari Jawa Tengah, satu calon dari Jawa Timur,” kata Prabowo. [mfh]
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengungkapkan salah satu figur perempuan yang masuk bursa cawapres Prabowo yakni Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
“Heuuh (Khofifah),” ujar Fahri.
Sebelumnya, Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo juga mengungkapkan bahwa Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa masih berpeluang terpilih menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Masih (Khofifah, berpeluang jadi cawapres), semua masih. Semua punya kesempatan yang sama, tinggal komunikasinya saja,” kata Ganjar jumat (29/10/23).
Menurut dia, kemungkinan besar cawapresnya berasal dari kalangan agamis. Pasalnya, pada pilpres sebelumnya PDI Perjuangan kerap mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden dengan perpaduan nasionalis dan religius.
“Ya, sangat mungkin (cawapresnya dari tokoh religius), tetapi religiositas dari tokoh-tokoh yang pernah disebut, ‘kan bagus,” tutupnya.[mfh]