(IslamToday ID) – Pengamat politik Rocky Gerung mengkritik ketidakhadiran Gibran Rakabuming dalam acara Dialog Publik Muhammadiyah yang menghadirkan seluruh capres-cawapres. Gibran yang dijadwalkan hadir bersama Prabowo Subianto di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jatim, Jumat (24/11/2023), tak hadir dengan alasan ada acara di tempat lain.
Rocky mengatakan ketidakhadiran Gibran itu menambah daftar panjang keraguan publik atas pencalonan dirinya sebagai cawapres. Menurutnya, acara tersebut sangatlah penting agar publik mengetahui ide atau gagasan yang diusung oleh pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
Rocky juga mengaitkan absennya Gibran ini dengan strategi baliho yang kini marak di hampir setiap sudut kota di Indonesia.
“Itu akibatnya era digital tapi masih pasang baliho. Begitu balihonya dianggap tidak cukup, maka mestinya ada pengerahan ide, di panggung-panggung debat tuh,” katanya dikutip di YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (24/11/2023).
Rocky menjelaskan baliho hanya sebagai wajah dalam kampanye politik, bukan dari isi kepala, sehingga menganggap Gibran telah melakukan walk out (wo) di kesempatan pertama.
“Ide di baliho itu wajah, bukan isi wajahnya. Ide di baliho itu adalah kepalanya, bukan isi kepalanya. Nah isi kepala itu diuji di forum-forum publik, apalagi di forum mahasiswa kan. Jadi poin kita adalah ini penampilan pertama justru kayak keok kira-kira begitu tuh, apa namanya wo (walk out) dari panggung kan,” ungkapnya.
Ada dugaan Gibran mengalami kepanikan karena yang dihadapi dalam forum Muhammadiyah adalah para akademisi. Namun, bagi Rocky ini kesempatan untuk menjelaskan idenya secara utuh.
“Jadi kepanikan itu muncul. Padahal sebetulnya Gibran bisa mengatakan bahwa dia punya ide, dan ide sekecil apapun kalau dia kuasai, bisa dia ditangani kan,” ujar Rocky.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan orang yang memiliki ide harusnya tidak takut siapapun dan pertanyaan setajam apapun akan terjawab sendiri dengan kelengkapan ide tersebut. “Saya kira orang yang punya ide itu enggak akan takut siapapun, karena ide itu selesai di kepalanya,” tuturnya.
Rocky menegaskan pentingnya capres-cawapres hadir dalam forum publik terutama forum akademisi seperti yang diadakan Muhammadiyah ini.
“Jadi pertanyaan yang paling otentik datang ketika orang bertemu dengan kalangan akademisi. Dosen itu biasa mengajukan pertanyaan tanpa kisi-kisi. Nah itu yang berbahaya bagi mereka yang idenya itu cuma disuplai oleh hasil kalkulasi politik yang diarah-arahkan,” ungkap Rocky.
Keinginan akademisi terhadap kehadiran Gibran di forum-forum dialog publik, menurut Rocky, justru untuk melengkapi ide-idenya dan membuktikan persepsi buruk terhadap dirinya. “Kita ingin supaya ledekan terhadap Gibran justru berhenti dengan Gibran datang dan membuktikan bahwa dia adalah man of ideas,” pungkas Rocky. [res]