(IslamToday ID) – Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin mengaku menyukseskan gerakan revolusi mental tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Menurutnya, program revolusi mental memerlukan partisipasi dari semua pihak untuk mau berubah ke arah lebih baik.
Hal itu disampaikan Wapres menjawab pertanyaan wartawan mengenai masih adanya oknum TNI/Polri yang bertindak tidak sesuai teladan, misalnya dalam berlalu lintas, di tengah upaya pemerintah menyukseskan gerakan revolusi mental.
“Saya kira revolusi mental itu bukan kayak membalik (telapak) tangan. Ini kan melakukan perubahan yang ke arah lebih baik,” kata Wapres usai menghadiri acara ‘Anugerah Revolusi Mental 2023’ di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Ia mengatakan, memang masih ada oknum aparatur TNI/Polri yang bertindak tidak sesuai teladan. Meski demikian, secara umum ia mengatakan bahwa gerakan revolusi mental sudah mengalami kemajuan.
“Bahwa masih ada (oknum anggota TNI/Polri tidak tertib berlalu lintas) ya saya kira iya itu. Tapi ada kemajuan itu gerakan-gerakan melayani, gerakan bersih, itu mulai kesadaran makin tinggi,” jelasnya.
Wapres mengatakan pemberian Anugerah Revolusi Mental 2023 juga dapat menjadi ukuran adanya kemajuan dalam gerakan revolusi mental. Mengenai adanya perilaku aparatur yang kurang baik, ia berharap hal itu lama-kelamaan akan hilang.
Wapres berharap gerakan revolusi mental bisa melahirkan perilaku anti-radikalisme. Oleh karena itu ia menyebut pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila, moderasi, dan toleransi.
“Jiwa yang disemai dengan nilai-nilai Pancasila, moderasi, dan toleransi akan menghasilkan perilaku yang menolak radikalisme dan ekstremisme,” kata Wapres.
Menurutnya, revolusi mental berperan penting sebab pembangunan jiwa atau mental tidak kalah penting dengan pemangkasan fisik.
“Pembangunan jiwa Indonesia tidak kalah penting dibandingkan pembangunan badannya. Pembangunan jiwa dan fisik menjadikan pembangunan yang paripurna untuk mencapai cita-cita sebagai bangsa yang berdaulat, sejahtera, maju secara berkeadilan dan berkelanjutan,” ujarnya. [ant/wip]