(IslamToday ID) – Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan seorang calon presiden (capres) tidak boleh mudah terbawa perasaan (baper).
Ini terkait pelaporan yang dilakukan kubu paslon capres nomor urut 2, Prabowo Subianto kepada paslon nomor urut 1 dan 3, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo usai debat ketiga capres-cawapres.
“Kalau nggak siap dikuliti jangan menjadi pejabat publik. Maka kita nggak boleh baper sebagai pejabat publik. Jangan kan calon presiden, kepala daerah saja urusan dapur kita diotak-atik orang semuanya,” kata Pangi dikutip dari YouTube SINDOnews, Kamis (11/1/2024).
“Kalau tidak siap dikuliti dan baper lebih baik kita menjadi rakyat biasa saja,” katanya lagi.
Pangi lalu menegaskan apabila pernyataannya tidak merujuk kepada salah satu paslon. “Saya tidak bilang Pak Prabowo siap dikuliti tetapi faktanya sekarang berbeda dengan konteks yang kita inginkan. (Sebetulnya) Inilah waktu yang tepat bagi Pak Prabowo untuk memamerkan semua prestasi,” kata Pangi.
Ia lantas membandingkan respons Prabowo saat diberikan pertanyaan mengenai hal serupa oleh Jokowi pada pemilu 2019 lalu dan oleh Anies pada pemilu kali ini.
“(2019) Pak Prabowo bisa menjawab dengan baik. Pertanyaannya mengapa ketika Anies yang bertanya itu Pak Prabowo tidak menjawab saja kalau itu bukan tahan beliau, itu hak guna usaha (HGU),” jelasnya.
“Dalam debat ini yang dibutuhkan adalah ketenangan. Berpikir jernih, berpikir bijak, bagaimana tidak reaksioner, bagaimana kita tidak baper,” tegasnya lagi.
Seperti diketahui, Pendekar Hukum Pemilu Bersih (PHPB) melaporkan Anies Baswedan ke Bawaslu. Anies dilaporkan atas dugaan fitnah terkait pernyataan luas lahan tanah yang dimiliki Prabowo Subianto. Laporan itu dibuat oleh PHPB pada Senin (8/1/2024) di kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat.
Tidak hanya Anies, Ganjar Pranowo juga dilaporkan ke Bawaslu RI oleh sejumlah orang yang tergabung dalam Advokat Pengawas Pemilu (Awaslu). Awaslu mendatangi kantor Bawaslu RI dengan membawa sejumlah bukti berupa rekaman video dari media dan saksi. [ran]