(IslamToday ID)— Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) mengusung sebuah misi khusus untuk Pemilu 2024 mendatang. Mereka mendeklarasikan semangat juang perubahan ‘ganti rezim, ganti sistem’.
Koordinator ARB Solo Raya, Usman Amirodin mengungkapkan perjalanan ARB dalam menghadapi berbagai dinamika politik di Indonesia dalam sejumlah pemilu. ARB khususnya dalam dua pemilu terakhir memberikan dukungannya kepada Prabowo Subianto saat itu menjadi rival Jokowi dalam pemilihan presiden (pilpres).
“Aktivis Aliansi Rakyat Bergerak pada pemilu tahun 2014 dan 2019 menggunakan nama Aliansi Penyelamat Bangsa dan Negara mendukung dan berjuang untuk kemenangan Prabowo yang saat itu berhadapan dengan Jokowi,” ujar Usman dalam keterangan persnya lewat video singkat berdurasi 5 menit 51 detik yang diterima oleh redaksi IslamToday News pada Selasa, 16 Januari 2024.
Dinamika politik yang terjadi membuat ARB kini menarik dukungannya dari Prabowo, sejak Prabowo masuk kabinet pemerintahan Jokowi. Langkah politik Prabowo itu dinilai inkonsisten dengan buku karyanya sendiri yang berjudul Paradoks Indonesia.
“Aliansi Rakyat Bergerak yang semangat juang ganti rezim ganti sistem, setelah mengikuti langkah-langkah Prabowo, khususnya setelah berada di lingkaran kekuasaan ternyata tidak seperti apa yang ditulis dalam buku Paradoks Indonesia,” ungkap Usman.
ARB kini memutuskan untuk mendukung pasangan calon (paslon) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Calon presiden/ Calon wakil presiden (Capres/Cawapres) nomor urut 1 ini dinilai layak didukung karena tidak memiliki hubungan dengan rezim pemerintah.
“Inilah beberapa pertimbangan yang dijadikan dasar kami memilih calon presiden yang sudah jelas tidak ada benang merahnya dengan rezim,” kata Usman.
Usman menambahkan sederet alasan yang menjadi pertimbangan ARB dalam memberikan dukungan kepada pasangan AMIN. Ia menjelaskan lima ancaman apabila rezim terus berlanjut sebagai berikut:
- Negara tidak membutuhkan agama sebagai pilar dasar pembangunan, bahkan agama dianggap penghambat pembangunan. Hal ini berarti menindas sila pertama Pancasila.
- Berkedok demokrasi dan hak prerogratif presiden berkonspirasi dengan kekuatan-kekuatan politik untuk memperkuat kekuasaannya sehingga kedaulatan tidak di tangan rakyat akan tetapi ditangan penguasa.
- Membuka peluang negara lain menguasai bahkan menjajah NKRI.
- Membiarkan rakyatnya sendiri menghadapi persaingan global sehingga sulit bekerja akhirnya selalu menggantungkan diri kepada negara sebagai pengemis.
- Membiarkan tindak pidana korupsi supaya mudah dijadikan alat penyandraan, penegakan hukum tebang pilih sesuai dengan kepentingan rezim.
“Semoga semua saudaraku aktivis pergerakan yang nasionalis, tetap semangat juang ‘ganti rezim ganti sistem’,” ujar Usman.
Usman menegaskan Pemilu 2024 mendatang adalah momentum historis bagi seluruh rakyat Indonesia. Rakyat harus menentukan apakah memperjuangkan calon penerus rezim atau membela kebenaran yang dipenuhi rintangan.
“Pemilu 2024 adalah momen historis yang akan menentukan kekuatan iman, kebulatan tekad dan konsistensi kita yang memposisikan diri sebagai pejuang NKRI,” ucap Usman.
“Apakah kita memperjuangkan calon penerus rezim yang dicitrakan bakal menang atau memperjuangkan sebuah kebenaran yang penuh dengan rintangan,” tandasnya. [khs]