(IslamToday ID) – Pakar komunikasi yang juga pengamat politik Prof Tjipta Lesmana mengatakan kekuasaan Presiden Jokowi bisa tumbang oleh perlawanan yang diberikan oleh gelombang civitas akademika yang saat ini tengah bergeliat.
Tjipta juga menangkap sikap yang terkesan cuek yang ditunjukkan pemerintah dalam menanggapi kritikan dari kalangan akademisi.
Menurutnya, ada beberapa kemungkinan mengapa Jokowi cuek menanggapi gelombang tersebut. Pertama, lantaran tidak peduli. Kedua adanya anggapan bahwa Jokowi merasa kuat karena adanya baking dari pihak militer.
“Ini salah besar, dia pikir adanya dukungan dari bintang empat (Jenderal TNI) akan aman, tapi dia salah. Terus apabila dia mengabaikan (civitas akademika) massa akan keluar, jangan pikir massa akan bisa dibendung oleh TNI, tidak bisa. Sebab TNI lahir dari rakyat,” kata Tjipta dikutip dari YouTube ASANESIA TV, Kamis (8/2/2024).
Ia lantas mengingatkan Jokowi untuk segera berubah dan berbenah sebelum massa melakukan aksi seperti yang terjadi pada tahun 1998.
“Kita lihat Mei 1998, kemungkinan bisa. Pak Harto yang begitu very powerfull bisa jatuh. Jangan sampai terjadi, ngeri. Kalau terjadi lagi skalanya bisa 2-3 kali lipat,” tuturnya.
Ia lantas mengungkapkan peluang terjadinya gerakan people power akibat ketidakpuasan dengan pemerintahan Jokowi saat ini. “People power, meledak. Kemungkinan bisa terjadi kalau Pak Jokowi diam terus. Meledak bisa,” tuturnya.
Kemungkinan juga ada pembangkangan sipil yang terjadi dengan cara rakyat enggan membayar pajak. “Pembangkangan sosial, lebih dahsyat lagi. Bisa kosong APBN, apalagi utang negara kita lebih dari Rp 8 triliun,” jelasnya.
Padahal, Tjipta melihat situasi demokrasi Indonesia saat ini sudah mengkhawatirkan. “Kalau UI sudah keluar kandang itu situasi sudah amat sangat serius,” katanya.
Terlebih Jokowi yang mengaku ingin berpihak padahal sebagai seorang presiden, seharusnya bertindak imparsial. “Itu menginjak etika dan moralitas,” pungkasnya. [ran]