(IslamToday ID) – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan meningkatnya elektabilitas suara PKB dalam Pemilu 2024 tidak lepas dari pengaruh Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres dari Anies Baswedan.
Dalam pemilu kali ini jumlah suara yang didapat PKB mencapai 9,69 persen. Jumlah ini meningkat 1,5 persen dibanding pada Pemilu 2019.
“PKB punya keuntungan karena PKB punya cawapres yaitu Muhaimin Iskandar. Meskipun kenaikan (suara) PKB dialami di tengah capres-cawapres yang mereka usung terlihat dari conpress yang bernuansa gloomy. Munculnya Muhaimin menjadi pendamping Anies membawa berkah elektoral bagi PKB, tapi tidak bagi Anies. Karena Anies tetap kekurangan suara,” kata Burhanudin dikutip dari YouTube tvOneNews, Selasa (19/2/2024).
Sayangnya, kenaikan suara yang diperoleh PKB, lanjutnya, tidak diikuti dengan melejitnya suara yang diperoleh kubu pasangan Anies-Muhaimin (AMIN).
“Meskipun ada kenaikan suara PKB tetapi suara AMIN tidak sesuai dengan target yang mereka capai. Bahkan di kandang PKB, suara AMIN di bawah ekspektasi. Di Jawa Timur cuma 17 persen. Dan ironisnya basis PKB yang memilih AMIN itu hanya 39 persen,” ujar Burhanuddin.
Sementara sisanya lebih dari 50 persen PKB justru bocor berpindah ke paslon 02. Peristiwa itu lantas dia sebut dengan bloomy. “Jadi ada satu prestasi yang patut mereka syukuri, tapi di sisi lain di Pilpres mereka kalah cukup telak,” terangnya.
Keadaan terbalik dialami Gerindra. Meski jumlah perolehan suara tahun ini mengalami peningkatan, namun majunya Prabowo menjadi capres tidak lantas memberikan hasil signifikan.
“Gerindra meski mengalami kenaikan 1 persen dan ketua umumnya menjadi capres yang (menurut perhitungan cepat) menang telak, tetapi kebalikan dengan PKB. Gerindra gloomy karena partainya tidak mendapat total effect yang maksimal dari kemenangan telak Prabowo Subianto,” terangnya.
Sementara, untuk Golkar meski di Pemilu 2024 kali ini hanya menjadi partai penggembira, namun peningkatan elektoralnya pesat. Hal itu tidak lepas dari profesionalitas para kader dan calegnya.
“Golkar punya caleg yang memahami kapasitas lapangan, punya jam terbang lapangan yang lebih unggul yang membedakannya dengan partai lain, sehingga mampu meningkatkan jumlah suara secara signifikan,” terangnya. [ran]