(IslamToday ID) – Pakar Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Prof Ryaas Rasyid mengatakan biang dari seluruh keburukan yang terjadi di Indonesia saat ini adalah pemimpin. Lebih tegas ia mengatakan bahwa pemimpin saat ini yakni Presiden Jokowi tidak memenuhi syarat untuk memerintah.
“Seluruh kehidupan dan kebangsaan itu diwarnai oleh kualitas kepemimpinan. Pemimpin itu tidak sembarangan, dia adalah referensi utama dari perilaku masyarakat. Jadi kalau pemimpinnya sendiri itu culas, pemimpinnya itu tidak bisa dipercaya, bermain yang tidak jelas, rusak semua negara,” kata Ryaas dikutip dari YouTube Abraham Samad Speak Up, Senin (26/2/2024).
“Rakyat itu berhak memperoleh pemerintahan yang baik, dan pemerintah yang baik dimulai dari pemimpin yang baik. Tapi kalau dilihat saat ini kondisi negara berantakan semua,” lanjutnya.
Ia lantas menuturkan bahwa terpilihnya Jokowi selama dua periode lantaran publik terkecoh dengan pencitraan yang dibangun.
“Banyak orang yang tertipu dan terkecoh memilih dia (Jokowi) karena ada suasana baru setelah reformasi yang kemudian menggiring kita untuk percaya pada hal-hal yang berbau pencitraan. Dulu itu dipelopori oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi ini adalah murid yang baik untuk meniru dan merusak. Tapi karena SBY pendidikannya bagus, kepribadiannya bagus jadi tidak terlalu kelihatan kalau membawa keburukan,” tuturnya.
Sementara pencitraan yang dilakukan Jokowi, jelas Ryaas, terkesan buruk lantaran pendidikan Jokowi dinilai tidak setinggi SBY.
“Pendidikan rendah, kemampuan rendah, jadi apapun yang dilakukan itu ketahuan. Dia bukan antitesanya SBY tapi pelanjut, cuma dia buruk melanjutkannya. Banyak kelakuannya yang tidak pantas terutama yang ingkar janji, bohong, tidak amanah. Persyaratan pemimpin buruk ada sama dia (Jokowi),” urainya.
Ia lantas menyebut bahwa framming yang dibangun mengenai sosok Jokowi saat menjadi pemimpin di Solo juga merupakan suatu kebohongan. Ia lantas menyebut janji Jokowi yang tidak akan meninggalkan Jakarta selama lima tahun, tapi nyatanya ditinggalkan untuk menuju RI-1.
Ia juga mengatakan bahwa selama menjabat sebagai Gubernur DKI, Jokowi tidak pernah membuat suatu keputusan hingga Ahok-lah yang harus selalu membuat keputusan.
“Kalau saya sebut itu kebohongan untuk masuk Jakarta (DKI 1). Jokowi itu tidak punya leadership, ini ancaman besar terhadap negara. Semua berantakan (negara bila dipimpin orang tanpa leadership) karena negara merupakan proses mengeksekusi kebijakan. Membuat kebijakan, mengkampanyekan kebijakan, dan mempertanggungjawabkan kebijakan,” pungkasnya. [ran]