(IslamToday ID) – Aktivis senior Syahganda Nainggolan mengatakan pemilu harus diulang lantaran banyaknya kecurangan yang terjadi dalam penyelenggaraannya.
“Pemilu diulang itu aja harapan saya, karena itu yang akan membuka tabir. Karena (kecurangan) pemilu ini sudah jelas terstruktur, sistematis, dan masif (TSM), gak mungkin gak TSM dan brutal,” kata Syahganda dikutip dari YouTube Abraham Samad Speack Up, Sabtu (16/3/2024).
Ia juga mengatakan bahwa dalang dari kecurangan ini adalah rezim pemerintahan Presiden Jokowi.
“Itu sudah saya tentang sejak 2021 bersama teman-teman. Kami menentang keinginan Jokowi yang ingin berkuasa selamanya yang ia mulai dengan isu tiga periode yang ditolak rakyat dan Ibu Mega. Itu upaya dia membangun keberlangsungan supaya menjadi presiden seumur hidup,” tuturnya.
Sehingga, Syahganda menilai bahwa pembangunan IKN oleh Jokowi lebih diperuntukkan bagi dirinya sendiri. “Jadi di dalam mainstreem pikir saya, dia (Jokowi) menyiapkan Ibukota Nusantara (IKN) itu adalah untuk dirinya menjadi presiden seumur hidup, tapi gagal sehingga dia merancang anaknya masuk dalam permainan ini,” sebutnya.
Semua dugaan-dugaan tersebut hanya bisa dibuktikan melalui hak angket. Hanya dengan hak angket maka rezim Jokowi dapat dihentikan, karena selain merusak demokrasi juga merusak moralitas bangsa.
“Bukan hanya demokrasi. Demokrasi sudah pasti, yang bahaya itu bangsa kita rusak. Jokowi membuat bangsa kita ketergantungan,” jelasnya.
Namun apabila rezim Jokowi ini tidak bisa dihentikan bahkan oleh hak angket dan aksi para akademisi sekalipun, maka yang terjadi adalah revolusi sosial, pengadilan jalanan seperti yang terjadi pada rezim Soeharto.
“Karena orang menyepelekan dan para penguasa tidak tahu perasaan rakyat. Tinggal bagaimana orang-orang tahu perasaan ini memberi tahu kepada penguasa tidak boleh menyepelekan rakyat. Soeharto begitu tahu dia mundur dengan legowo, begitu juga dengan Gus Dur ikhlas. Kita lihat Jokowi apakah dia melihat, kalau tidak melihat apa boleh buat, jalan keluarnya revolusi sosial,” katanya. [ran]