(IslamToday ID) – Analis politik Adi Prayitno melihat Anies Baswedan akan tetap memilih untuk berada di luar pemerintahan usai KPU secara resmi mengumumkan Prabowo-Gibran sebagai pemenang Pilpres 2024. Meski dirinya tidak yakin dengan partai pendukung 01, apakah masih teguh berada di luar pemerintahan.
“Dia akan terus istiqomah di jalan oposisi, di jalan yang sunyi, tidak akan menjadi bagian dari kekuasaan politik. Tapi problemnya Anies ini mewakili siapa? Apakah Anies mewakili Nasdem, PKS, atau PKB? Rasa-rasanya tidak,” kata Adi dikutip dari YouTube tvOneNews, Kamis (21/3/2024).
“Sampai saat ini Anies justru terkesan ditinggalkan oleh partai pendukungnya. Partai-partai pendukungnya yang maju dalam Pilpres 2024 saat ini terkesan mencari aman dan membangun komunikasi politik dengan kubu Prabowo-Gibran,” lanjutnya.
Salah satu bentuk nyata partai pendukung Anies mulai mencari jalan aman, diungkapkan Adi, saat beberapa waktu lalu Ketua Umum Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara.
“Beberapa bulan yang lalu kita bisa melihat Nasdem misalnya, Surya Paloh bertemu dengan Pak Jokowi. Ini komunikasi politik pasca pilpres yang dikaitkan soal kemungkinan bagaimana Nasdem juga akan menjadi koalisi dari Prabowo-Gibran di masa yang akan datang,” lanjutnya menjelaskan.
Bukti lain partai pengusung Anies goyah yakni manakala dua menteri PKB diutus untuk Jokowi. “Ini tanda-tanda politik betapa memang bahwa PKB sangat mungkin akan menjadi bagian dari koalisi pemenang. Yang ingin saya katakan adalah perkataan Anies cukup ideal di mana yang kalah itu berada di luar kekuasaan, biarkan berjalan di tempat yang sunyi karena ini untuk memberikan check and balances yang cukup kuat,” ucapnya.
“Namun kembali lagi kita tidak bisa memungkiri apabila pemilu di Indonesia itu akan selesai setelah pencoblosan. Para elite dan partai akan kembali berdamai seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya.”
“Persaingan selesai setelah pencoblosan, konfrontasi dan permusuhan selesai setelah KPU mengumumkan siapa yang menang dalam pilpres. Praktis setelah itu kalau kita melihat perilaku para elite, partai, akan berangkulan satu sama lain,” bebernya.
“SBY merangkul pihak yang kalah, Jokowi merangkul pihak yang kalah, malah menjadikan Prabowo menjadi menterinya. Dan saya meyakini kalau Prabowo-Gibran juga akan merangkul pihak yang kalah dalam pilpres, terutama untuk mengamankan dukungan politik di parlemen,” pungkasnya. [ran]