(IslamToday ID) – Analis politik Burhanuddin Muhtadi menilai pernyataan presiden terpilih Prabowo Subianto yang mengatakan akan merangkul semua pihak untuk menjadi bagian dari kabinet pemerintahannya, salah satunya Anies Baswedan bukan sesuatu yang mustahil.
“Dalam politik tidak ada kata mustahil, artinya dalam setiap even, peristiwa sangat mungkin terjadi secara politik. Tetapi kita harus bisa mengukur seberapa besar kemungkinan itu terjadi. Kalau dari sisi Mas Anies tidak ada salah satu pun pernyataan beliau yang menegaskan atau mengingkari dari awal bahwa beliau menolak,” kata Burhanuddin dikutip dari YouTube tvOneNews, Senin (25/3/2024).
“Kalau kita lihat dari awal pernyataan Mas Anies sebenarnya bersayap. Beliau berkali-kali mengatakan bahwa proses yang sekarang sedang dijalankan adalah proses konstitusional dari MK. Kedua, dia juga mengatakan waktunya masih jauh. Lain kalau misalnya Mas Anies mengatakan saya menolak menjadi menteri kalau misalnya Pak Prabowo dilantik jadi presiden. Tidak ada pernyataan tersebut,” tegasnya.
Mengambangnya pernyataan yang disampaikan Anies selama ini disebut sebagai indikasi masih ada peluang untuk bergabung di pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Ini mengindikasikan bahwa Mas Anies sendiri itu juga tidak menutup celah kalau misalnya beliau ditawari sebagai menteri,” ucapnya.
Meski kemungkinan itu ada, namun Burhanuddin tidak melihat bahwa hal itu akan benar-benar terjadi, mengingat Anies tidak tergabung dengan partai mana pun.
“Mas Anies bukan representasi dari partai. Misalnya beliau diajak sebagai menteri itu bentuk akomodasi politik kepada partai mana? Nasdem, PKB, atau PKS? Just in case salah satu dari partai pendukungnya itu diajak berkoalisi dengan Pak Prabowo,” tuturnya.
Kedua, Anies juga diminta untuk mengkalkulasi ongkos politik yang harus dibayar apabila dirinya bergabung dengan kabinet Prabowo.
“Karena bagaimana pun proposal yang diajukan oleh Mas Anies dalam pilpres kemarin banyak yang bertolak belakang dengan yang diajukan Prabowo-Gibran. Dan Mas Anies banyak melakukan serangan atau deferensiasi dibanding keberlanjutan yang dibawa Pak Prabowo,” jelasnya.
Yang tidak kalah penting adalah mengenai pandangan pendukung Anies apabila ia pada akhirnya mendukung Prabowo-Gibran.
“Ini yang akan sulit dijustifikasi oleh Mas Anies apabila masuk dalam pemerintahan. Kecuali Mas Anies punya narasi berbeda yang mungkin akan dibawa untuk kontestasi elektoral mendatang,” pungkasnya. [ran]